Nasional

Tekuni Wirausaha, Rektor Unusia Berpesan Tiga “I” pada Mahasiswa

Kam, 10 Desember 2020 | 07:24 WIB

Tekuni Wirausaha, Rektor Unusia Berpesan Tiga “I” pada Mahasiswa

Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta Prof. Maksum Mahfoedz. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta Prof. Maksum Mahfoedz mengatakan bahwa dalam berwirausaha tidak membutuhkan IQ dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi. Namun yang terpenting untuk menjadi pelaku wirausaha adalah memiliki tiga “I” yakni Integritas, Inovasi, dan Inspirasi.


Selain itu, khusus untuk mahasiswa NU yang akan menekuni dunia wirausaha, ia mengingatkan untuk senantyiasa memiliki seratus persen akhlak, pengetahuan, dan ilmu dalam berwirausaha. Sebab menurutnya, siapa pun punya kesempatan yang sama.


“Sebagai mahasiswa NU, kita (harus) punya seratus persen akhlak, pengetahuan dan ilmu dalam berwirausaha. Berwirausaha tidak pandang bulu, semua punya kesempatan yang sama,” ungkapnya pada kuliah kewirausahaan pemuda hasil kerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI beserta Pegadaian Syariah, Kamis (10/12).


Sementara pada kesempatan tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Zainuddin Amali berpesan kepada mahasiswa yang hadir dalam acara virtual tersebut untuk mempersiapkan berbagai perencanaan yang nanti akan diseleksi.


“Setelahnya adalah pendampingan dan fasilitas. Dengan begitu, Unusia Jakarta akan ada mahasiswa yang terseleksi perencanaan. (Kemudian) Tim dari Deputi akan melihat mana yang layak didampingi dan diberi fasilitas,” imbuhnya pada acara bertajuk Mendulang Peluang Usaha di  Tengah Pandemi ini.


Dalam acara tersebut, Mitra Pemasaran dan Penjualan Unit Usaha Syariah PT Pegadaian Apud Kusaeri menjelaskan soal kontribusi pihaknya di bidang wirausaha dan mitra transformasi teknologi, serta pada produk pegadaian.


“Kami memahami, selama pandemi bidang wirausaha sangat terhambat dan tidak berjalan lancar. Untuk itulah Pegadaian menyadari betul dan mencari jalan keluar agar wirausaha tetap berjalan lancar,” jelas Apud.


“Caranya? Yakni dengan sistem gadai peduli dan Rahn peduli yang mempunyai keunggulan diskon biaya administrasi, penundaan jadwal lelang, relaksasi biaya pemeliharaan barang jaminan yang jatuh tempo,” imbuhnya.


Berikutnya, kata Apud,  terdapat paket stimulus produk mikro yang mempunyai keunggulan restrukturisasi atau perpanjangan jangka waktu pinjaman, penundaan pembayaran angsuran dan pembebasan biaya denda atau ganti rugi.


Lebih jauh ia mengatakan bahwa musuh di era digital seperti sekarang ini adalah pola pikir feodal yang instan. Padahal, menurut Apud, semua orang harus melek digital dengan mencari kesempatan dengan bekerja keras dan ide baru.


“(Kemudian) perlu upgrade pengetahuan dan akselerasi, dan skill serta keterampilan, berpikir positif, berani memulai, percaya diri, siap berkolaborasi, disiplin, jujur, pantang menyerah, dan inisiatif,” tegas Apud.


Sementara Alumni Wirausaha Muda Pemula (WMP) Berprestasi Kemenpora Sandika Dewi menyampaikan pemaparan mengenai implementasi bisnis model kanvas bagi pemula. Salah satunya adalah soal pola pikir bisnis yang harus dibangun.


“Pola pikir tersebut adalah dengan mempunyai nyali dan mental yang kuat. Berani mengambil risiko, mencari produk yang ingin dijual, meriset dan mencari target pasar, membuat sistem, dan punya rencana bisnis yang matang serta action oriented (fokus pada aksi),” tutupnya.


Acara ini juga dihadiri oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI HM Asrorun Ni’am Sholeh, Kaprodi Teknik Industri Unusia Jakarta Suryandaru, Asisten Deputi Kewirausahaan Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI Imam Gunawan, dan para pemateri handal di bidangnya.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin