Nasional

Ikuti Silatnas NUMSA, Pertemuan Mahasiswa Kedokteran NU

Kam, 3 Desember 2020 | 04:00 WIB

Ikuti Silatnas NUMSA, Pertemuan Mahasiswa Kedokteran NU

Selain saling berkenalan antarorganisasi kesehatan NU Silatnas NUMSA juga dilengkapi dengan tausiyah agama dan seminar.

Jakarta, NU Online
Mahasiswa pendidikan dan profesi dokter Indonesia atau Nahdlatul Ulama Medical Student Association (NUMSA) akan menggelar Silaturahim Nasional (Silatnas) pada Ahad (6/12) mendatang. Pada forum itu, mahasiswa kedokteran NU dari berbagai wilayah akan bertemu secara virtual. 


Ketua Umum NUMSA, Qoiman Bilqisthi mengatakan, kegiatan dilangsungkan untuk menjalin silaturahim antar mahasiswa kedokteran NU di seluruh Indonesia. Pada momen itu pun sekaligus mengenalkan Numsa dan organisasi NU di bidang kesehatan.


"Silatnas NUMSA 2020 merupakan forum silaturrahmi pertama kali yang ditujukan kepada mahasiswa kedokteran NU di seluruh Indonesia. Pelaksanaan kegiatan ini dilandasi oleh adanya tujuan mahasiswa kedokteran NU yang ingin membentuk suatu wadah untuk menyalurkan aspirasi sebagai student chapter dari PDNU," kata Qoiman dalam keterangan resmi yang diterima NU Online, Rabu (2/12). 


Dia menjelaskan, selain saling berkenalan antarorganisasi kesehatan NU kegiatan itu akan dilengkapi dengan tausiyah agama dan seminar. Dia mengungkapkan, NUMSA adalah anggota muda dari PDNU yang lahir dari cita-cita mahasiswa kedokteran Nahdliyin. 


"NUMSA dibentuk saat Musyawarah Nasional (Munas) pada tanggal 15 November 2020. Pelantikan pengurus NUMSA pertama kali pada Rapat Kerja Nasional (Rakerna) PDNU yang bertepatan pada tanggal 29 November 2020,” ujarnya. 

 

Para peserta yang ingin mengikuti Silatnas ini dapat melakukan pendaftaran melalui link Pendaftaran Silatnas NUMSA 2020.


Untuk diketahui bersama, peran NU dalam menghadirkan insan kesehatan di Indonesia sudah dimulai sejak dibentuknya NU tahun 1926. Namun, pada Muktamar NU ke-33 di Jombang, hal ini  kembali dipertegas oleh para muktamirin. Mereka menginginkan agar pengurus di berbagai tingkatan untuk berikhtiar dalam bidang pendidikan, perekonomian, dan kesehatan. 


Memang kata Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Helmy Faishal Zaini yang paling kentara kemajuannya adalah bidang pendidikan. Sementara dua yang terakhir masih terus diupayakan dan dikembangkan. 

 

"Tapi bukan berarti tidak ada kemajuan sama sekali. Beberapa klinik dan rumah sakit NU telah mulai dibuka untuk melakukan pelayanan," katanya beberapa waktu yang lalu.

 

Berkaca pada masa NU awal berdiri, di dalam statuten (AD/ART) NU pada tahun 1930 disebutkan, organisasi para ulama tersebut mendirikan badan-badan untuk memajukan urusan pertanian, perniagaan, dan perusahaan yang tiada dilarang oleh syara Islam.  

 

Di statuten pasal 3 huruf F itu memang tidak menyebutkan secara khusus terkait upaya kesehatan. Tapi nyatanya, enam tahun kemudian, yaitu pada Muktamar NU ke-11 di Banjarmasin pada 1936, telah ada upaya dari Cabang NU yang mendirikan klinik, yaitu Cabang NU Serang, Banten yang waktu itu masuk dalam Provinsi Jawa Barat. 


Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan