Balitbang Kemenag

Tiga Corak Afiliasi Ideologi Web Keislaman di Indonesia

Ahad, 31 Oktober 2021 | 20:00 WIB

Tiga Corak Afiliasi Ideologi Web Keislaman di Indonesia

NU Online, salah satu website keislaman dikenal mengusung moderatisme berdasarkan penelitian Balitbang Diklat Kemenag RI tahun 2021.

Tak terkecuali ruang publik Muslim, setiap hal di hampir semua sektor kehidupan telah bergeser dari offline ke online. Fenomena ini secara sadar telah memicu kontestasi Ideologi beberapa website keislaman populer di Indonesia. Inilah yang diungkap oleh peneliti Badan Penelitian, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan pada Kementerian Agama (Balitbang Diklat Kemenag) M Mujibuddin dan M Fahruriza.

 

Kedua peneliti mengungkap hal itu dalam penelitian berjudul Kontestasi Ideologi Web Keislaman Populer di Indonesia: Antara Moderatisme, Salafisme, dan Islamisme pada tahun 2021. Ruang perbincangan (diskursus) keagamaan tersebut kemudian beralih ke internet mengingat bahwa internet merupakan media baru yang bisa mewujud menjadi ruang publik.

 

"Ruang ini digunakan oleh para pegiat website untuk menyebarkan pemikiran keagamaan dan politik di dunia maya sesuai dengan corak ideologinya," tulis peneliti dalam laporannya.

 

Mereka menyebut, dari 20 populasi website, 11 di antaranya diambil sebagai sampel yaitu Islami.co, Muslim.or.id, Rumaysho.com, nu.or.id, Nahimunkar.org, Eramuslim.com, Bincangsyariah.com, Hidayatullah.com, Ibtimes.id, Konsultasisyariah.com, dan Voa-Islam.com.

 

Dari website-website tersebut, peneliti  menyebut adanya tiga corak afiliasi ideologi yang diikuti yaitu moderatisme, salafisme, dan islamisme. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi pembelahan atau perbedaan ideologi politik dari 11 website ke dalam empat macam sikap yang ditunjukkan.


Pertama, sikap politik pertama diwakili oleh nu.or.id, Islami.co, Ibtimes, dan Bincangsyariah.com yang menerima demokrasi, Pancasila, dan tidak menginginkan berdirinya negara Islam maupun Perda Syariah. Kelompok ini mengusung ideologi moderatisme.


Kategori kedua diwakili oleh Eramuslim.com dan Hidayatullah.com yang menerima Pancasila, demokrasi, namun menginginkan islamisasi negara dan Perda Syariah. Kelompok ini mengusung ideologi Islamisme

 

Kelompok ketiga diwakili oleh Nahimunkar.org dan Voa-Islam.com yang menolak demokrasi, menerima Pancasila versi Piagam Jakarta, dan menginginkan berdirinya Khilafah Islamiyah dalam bentuk NKRI Bersyariah. Kelompok ini ambigu karena sepintas condong ke moderatisme lantaran menggunakan demokrasi, tapi sebenarnya lebih ke islamisasi karena menginginkan Perda Syariaah islamisasi negara.

 

Kelompok terakhir diwakili oleh website Konsultasisyariah.com, Muslim.or.id, dan Rumaysho.com. Ketiga website ini tidak memiliki sikap politik tertentu sebagaimana website lainnya. Penelitian ini menemukan bahwa ketiga website tersebut merupakan afiliasi dari manhaj Salafi Purist (murni) yang tidak berpolitik praktis.

 

Untuk mengetahui ideologi keagamaan, peneliti melihat respons website tentang ritus keagamaan Muslim Indonesia seperti praktik ziarah kubur, tahlil, atau ucapan selamat Hari Natal. Masing-masing mendasarkan argumentasinya dari ulama-ulama yang mereka anggap otoritatif di dalamnya.

 

Penulis: Naeli Rokhmah
Editor: Kendi Setiawan