Wawancara

Virtual Reality Haji Berikan Pengalaman Personal Calon Jemaah Haji

Kam, 22 Agustus 2019 | 06:30 WIB

Virtual Reality Haji Berikan Pengalaman Personal Calon Jemaah Haji

Ketua Dewan Pembina DPP HPN H As'ad Said Ali dan Ketua Umum DPP HPN H Abdul Kholik.

Kehadiran Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) menjadi angin segar bagi perkembangan NU ke depannya. Pergerakannya yang dilakukan tidak hanya untuk personal masing-masing anggota, tetapi juga untuk Nahdliyin secara umum dan NU secara organisasinya. Sebagaimana diketahui bersama, sebelum NU betul-betul lahir, para pendirinya sudah menghidupkan Nahdlatut Tujjar, sebuah organisasi pengusaha di masa silam.

Relasi yang kuat membuat HPN terus melakukan upaya-upaya peningkatan kompetensi masyarakat Indonesia secara umum, tidak hanya bagi warga NU. Di tengah era yang serba digital ini, tentu saja teknologi tak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan nyata.

Berbagai fasilitas dan pelayanan dasar sudah menggunakan teknologi terbaru. Ponsel seakan sudah bukan lagi kebutuhan sekunder apalagi tersier, melainkan sudah menjadi kebutuhan primer. Tanpanya, kehidupan manusia masa kini akan terhambat.

Teknologi pun terus mengalami perkembangan seolah-olah tidak lagi bisa dihentikan. Ia terus melaju seiring berjalannya waktu. Tak ayal HPN sebagai organisasi yang berupaya mewujudkan cita-cita bangsa juga tidak tinggal diam saja. Saat ini, HPN tengah berupaya untuk mengembangkan teknologi Virtual Reality (VR) di bidang keagamaan, kebangsaan, dan kebudayaan.

Untuk merealisasikan hal itu, HPN menggandeng Kovee Jaya Indonesia, sebuah anak perusahaan perusahaan telekomunikasi dari Korea Selatan, yang baru membuka cabangnya di Indonesia ini. Keduaya, HPN dan Kovee Jaya Indonesia, sudah melakukan penandatanganan kerja sama atau biasa disebut Memorandum of Understandin (MoU) pada Kamis (15/8/2019) lalu.

Kerja sama tersebut bisa terlaksana berkat tangan dingin Ketua Dewan Pembina DPP HPN H As’ad Said Ali. Jurnalis NU Online Muhammad Syakir NF berkesempatan menemuinya usai penandantanganan kerja sama tersebut di Gedung Graha Aktiva, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.

Bagaimana latar belakang kerja sama tersebut?

Kita pernah ke Korea. Mereka kenal kita. Mereka punya proyek ditawarkan kepada HPN. Makanya yang menangani HPN.

Apa yang diharapkan dari kerja sama itu?    

Harapan bahwa transformasi teknologi itu bisa kita kuasai, kita manfaatkan, untuk kepentingan orang-orang NU, orang NU, jamaah Nahdlatul Ulama.

Untuk apa kerja sama dengan pihak Korea itu dilakukan?

Bukan hanya sekedar memanfaatkan teknologi untuk kepentingan dakwah tapi mendatangkan hasil pada para pengusahanya

Bagaimana mengenai persoalan keuntungan dari kerja sama itu?

Tentunya hasilnya itu sebagian adalah disumbangkan kepada NU dalam hal ini PBNU, bukan kepada saya. Saya hanya mendorong tugasnya. Sebagai kader (harus) seperti itu, kecuali untuk kepentingan atau terlalu lama dalam maupun di luar struktur. Inilah yang harus dikembangkan di dalam Nahdlatul Ulama dari orang NU untuk NU.

Kenapa Bapak mengusulkan konten VR pertama yang akan dibuat ini tentang haji?

Yang kita harapkan dengan pertama tadi, yang pertama tadi, kalau disetujui itu akan memanfaatkan banyak orang dakwah kita karena susah kalau orang ingin mengajarkan orang manasik haji, manasik umroh itu. Walaupun ada hurufnya, ada bukunya, tapi tetap nggak bisa. Saya yang sudah empat tahun ke sana juga kayak gitu lagi. Walaupun saya sudah hampir hafal tapi ya tetep kalau sudah dua tahun tidak pergi lagi ke sana ya baru lagi.

Selain untuk membangun dakwah, juga bagaimana mendatangkan maslahat material kepada para saudagar. Ini strategi ya. Ini masalah bisnis jadi manfaat ekonominya yang kita dahulukan itu yang lainnya akan menyusul biaya-biaya dari sini. Siapa tahu pemerintah sana memberikan kemudahan dengan mendukung pembiayaan saya yakin pt-nya akan membiayai.

Itu kan simpel sekali kok kalau itu kan itu pintu Masjid Haram itu kan an-nahl banyak sekali kalau kita bisa visual kan masuk sini ini kan departemen Agama juga akan bisa memanfaatkannya. Sekalian untuk diplomasi kira-kira itulah. (*)

Selain dengan Ketua Dewan Pembina HPN, saat itu juga di sampingnya ada Ketua Umum DPP HPN H Abdul Kholik. Dalam kesempatan tersebut, NU Online juga mengajukan beberapa pertanyaan terkait penerimaan HPN atas usulan kerja sama dan usulan konten pertama dari Ketua Dewan Pembinanya.

Kenapa HPN menerima kerja sama tersebut?

Ini kesempatan bagus bagi hpn karena untuk berbisnis sekaligus beribadah dunia wal akhiroh. Isinya dapat kita kan nanti ingin melaksanakan ini dengan style bisnis supaya suistanable berjalan terus berkelanjutan lagi tuh tidak berhenti pada satu project terus selesai seperti yang disampaikan oleh Kiai As’ad

Bagaimana Anda melihat dan menerima usulan haji sebagai konten VR pertama yang digarap?

Kita mulai dari yang paling komersil dulu. Kemudian kita nanti bisa dapat modal bisa kita mundur ke belakang ke soal shalat, ke soal yang lain-lain, naik jadi ada aspek bisnisnya tapi juga ada aspek ibadahnya. Saya kira ini adalah merupakan maksud saya untuk dilaksanakan dan mudah-mudahan projek pertama ini akan menjadi visual reality pertama di manasik. Saya kira bukan hanya di Indonesia, tapi juga di dunia belum ada soal reality seperti itu.

Apa yang akan diberikan melalui teknologi VR ini?

Dulu saya pernah lihat gambar yang besar-besar tiga dimensi itu rasanya senang banget. Apalagi Ini bisa memberikan personal experience kepada para calon jemaah haji karena banyak loh kadang-kadang orang kampung yang baru ke luar negeri. Dengan visual reality ini Insyaallah akan lebih dipahami.

Kenapa VR bisa lebih bisa memberikan pemahaman?

Kalau di mana sih ketukan dimulai dari garis lampu hijau, pada waktu itu, kita tidak punya bayangan mana ini lampu hijaunya. Kalau itu (menggunakan VR), bisa tahu Hijir Ismail yang mana sih, di mana Raudlah, Multazam di mana, insyaallah dengan ini akan lebih mudah.

Saya kira ini hal yang baik dan yang salah hasilnya tentu saja akan dikembalikan lagi kepada umat tapi nanti kepada para pelaku usahanya tentu saja mereka berhak mendapat manfaat bisnis karena HPN tujuannya untuk menghidupkan bisnis kaum Nahdliyin. (*)