Sebagian Besar Masjid di Malaysia Tradisikan Tarawih 23 Rakaat
NU Online · Kamis, 27 September 2007 | 05:46 WIB
Kuala Lumpur, NU Online
Umumnya masjid-masjid di Malaysia masih menyelenggarakan sholat Tarawih hingga 23 raka’at, termasuk sholat witir 3 rakaat. Jarang yang menyelenggarakan 11 raka’at, sementara di Jakarta, umumnya masjid menyelenggarakan sholat tarawih hanya 11.
"Kerajaan negeri Selangor bahkan menganjurkan seluruh masjid di wilayah menyelenggarakan sholat tarawih 23 rakaat," kata Darul Amin, WNI yang sudah dua puluh tahun tinggal di Kajang, Selangor. Dalam bulan Ramadhan, hampir seluruh masjid di Malaysia menyelenggarakan sholat tarawih hingga 23 rakaat di mana sudah jarang ditemui di kota-kota besar Indonesia.
<>Banyak juga yang menerapkan satu juz dalam Al Qur’an dihabiskan dalam satu malam sholat tarawih. "Jadi sangat terasa sholat tarawih di Malaysia lama karena 23 rakaat dan satu juz Al Qur’an dihabiskan satu malam," kata Muhammad Iqbal, Ketua PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Malaysia.Â
"Lucunya, di Kajang, negara bagian Selangor, ada imam yang ingin menargetkan habis satu juz itu membaca ayat Al Qur’an dengan meja tinggi sambil menjadi imam. Ada juga yang baca Al Qur’an kecil dengan tangan kanan kemudian menaruh di kantong ketika akan ruku’," ujar Iqbal, mahasiswa program S3 di UKM (Universiti Kebangsaan Malaysia) di Kajang, Selangor.
Selain itu, sholat witir di Malaysia umumnya dilakukan dengan pola 2 raka’at ditambah 1, rakaat sementara di Indonesia umumnya langsung tiga rakaat.
Walaupun begitu, banyak jamaah yang meninggalkan masjid setelah delapan rakaat. "Seminggu puasa saja, jamaah masjid persekutuan yang begitu besar, barisan (shaf)-nya paling tinggal dua barisan karena jamaah pulang atau keluar masjid setelah delapan rakaat. Minggu depan lagi paling tinggal satu barisan saja, walaupun ketika sholat Isya atau awal Tarawih, jamaah penuh," kata Basori, WNI dan pengusaha travel biro yang sudah tinggal belasan tahun di Kuala Lumpur.
Imam dan penceramah dari Indonesia termasuk yang laris di Malaysia. Ada juga masjid yang memanggil imam langsung dari Arab Saudi misalkan di masjid Jamek Kampung Baru.
"Yang aneh, banyak mahasiswa Malaysia yang studi dan lulus dari perguruan tinggi Mesir tapi hampir tidak ada yang tampil memberikan ceramah. Setahu saya lebih banyak mahasiswa Malaysia yang belajar ke Mesir dibanding Indonesia," kata Muhammad Iqbal.
Tapi Indonesia perlu belajar dari Malaysia dalam mengatasi anak-anak ketika sholat tarawih agar tidak mengganggu konsentrasi. Anak-anak di masjid Malaysia ditempatkan terpisah dan didampingi orang tua, atau menyiapkan sukarelawan untuk menjadi penjaga sholat untuk mengawasi anak-anak agar tidak mengganggu sholat tarawih. (ant/dur)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
4
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
5
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
6
Sejumlah SD Negeri Sepi Pendaftar, Ini Respons Mendikdasmen
Terkini
Lihat Semua