Nasional

Tips Menghindari Peretasan Akun Media Sosial 

Jum, 11 Juni 2021 | 03:00 WIB

Tips Menghindari Peretasan Akun Media Sosial 

Ilustrasi: Langkah awal untuk menghindari peretasan akun media sosial, adalah menghindari terlalu mengekspos diri dalam dunia maya misalnya sering mengunggah foto pribadi.

Magelang, NU Online
Dewasa ini banyak terjadi kasus peretasan akun media sosial milik masyarakat sipil dan aktivis sosial. Peretasan memang hal yang tidak dapat sepenuhnya dihindari mengingat penjahat siber memanfaatkan berbagai celah untuk melancarkan aksinya. Oleh karena itu perlu upaya preventif agar terhindari dari peretasan.


Divisi Infokom PC LTN-NU Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Thoyyib Rizqi saat dihubungi NU Online, Kamis (10/6) mengatakan terjadinya peretasan disebabkan banyaknya informasi data milik negara atau perorangan yang bersifat detil dan kuat, seperti data kependudukan.

 

Untuk menimalisasi dampaknya, pemilik akun perlu memahami langkah-langkah mengatasi peretasan tersebut.

 

Pertama, hindari terlalu mengekspos diri dalam dunia maya misalnya sering mengunggah foto pribadi, karena jika terlalu eksis itu sangat berbahaya. Bahkan, sekarang ada algoritma yang membaca kepribadian berdasarkan dari sosial media.

 

Ia menerangkan, ketika mengunggah foto pribadi dalam dunia maya hindari foto close up atau foto yang diambil dari jarak dekat. Pasalnya wajah bisa di-scan secara biometik. Biometik adalah teknologi yang digunakan untuk menganalisis fisik dan kelakuan manusia dalam autentifikasi. 

 

"Namun demikian jangan terlalu takut karena peretasan di media sosial sehingga kita menutup semua akun media sosial, justru kita akan kurang pergaulan," ujar Thoyyib yang juga pernah bekerja sebagai Staf IT Bawaslu Magelang itu.

 

Kedua, pembuatan sandi atau password yang kompleks. Kata sandi yang digunakan untuk mengakses akun pada aplikasi atau situs web harus memuat kombinasi tanda pagar, tanda seru dan huruf besar serta lebih baik menggunakan kata yang mudah diingat dan mengandung karakter.

 

"Ketika punya banyak akun, usahakan password-nya berbeda ini bertujuan mengurangi risiko jika sewaktu-waktu seseorang berhasil meretas salah satu kata sandi dan pemilihan keyword password juga harus hati-hati," pesan pria lulusan Universitas Amikom Yogyakarta ini. 

 

"Usahakan jangan memakai nama seseorang biasanya yang paling sensitif jika menambahkan nama kekasih, guru pertama dan orang tua, itu harus dihindari," tambahnya.

 

Ketiga, hindari login akun di perangkat yang bukan milik kita. Ketika login akun untuk email, m-banking atau internet banking jangan di komputer atau smartphone yang bukan milik sendiri. Misalnya membuka akun facebook melalui komputer atau hp orang lain, ini berbahaya.

 

Keempat, saat ini sosial media sudah banyak menggunakan platform email autentifikasi dua faktor. "Artinya, ketika login akun harus verifikasi posisi kita (pengguna akun) di mana? Kemudian menambahkan beberapa pertanyaan, hal itu penting untuk menghindari peretasan," ujarnya.

 

Jika sudah diretas

Lalu bagaimana jika akun sudah terkena peretasan? Menurutnya, hal yang paling utama diselamatkan adalah akun kita jangan sampai berpindah tangan. Setelah akun kembali kemudian cek dan ganti semua email, sandi dan data lain agar tidak ada celah untuk si peretas kembali ke akun sebelumnya.

 

Dikatakan, masyarakat punya pengalaman pahit perihal peretasan. Oleh karena itu perlu perbanyak edukasi informasi cara bermedsos yang bijak, penggunaan alat-alat smartphone, desktop, dan komputer yang benar. 

 

"Sekarang semuanya zaman digital bahkan orang sukses bisa dilihat dari rekam data digital sehingga wajib bagi masyarakat telepas dari gaptek atau tidak, harus melek media agar tidak menjadi korban peretasan," tegasnya.

 

Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Kendi Setiawan