Korban Berjatuhan dalam Aksi Demonstrasi, Kopri PMII Siap Lindungi Kader dari Tindakan Represif Aparat
NU Online · Kamis, 4 September 2025 | 21:30 WIB
Jakarta, NU Online
Rangkaian peristiwa tragis kembali menimpa kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di berbagai daerah. Kondisi ini memunculkan keprihatinan mendalam karena bukan hanya mencederai rasa kemanusiaan, tetapi juga mengancam demokrasi.
Ketua Kopri PB PMII Wulan Sari Aliyatus Sholikhah menegaskan komitmen organisasi untuk melindungi seluruh kader dari tindakan represif aparat.
Di Kediri, seorang aktivis bernama Saiful Amin, yang juga mantan Ketua Cabang PMII Kediri, ditangkap aparat pada dini hari. Penangkapan ini menimbulkan tanda tanya besar karena Saiful dikenal sebagai sosok konsisten dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.
"Penangkapan tersebut merupakan bentuk kriminalisasi terhadap kebebasan berpendapat," kata Wulan kepada NU Online, melalui keterangan tertulis, pada Kamis (4/9/2025).
Peristiwa serupa terjadi di Seram Bagian Timur, Maluku. Empat kader PMII mengalami luka bakar saat menggelar aksi di depan gedung DPRD. Api dari ban bekas yang dibakar tiba-tiba menyambar massa, menyebabkan dua kader mengalami luka bakar berat dan dua lainnya luka ringan. Mereka kini menjalani perawatan di RSUD Bula.
Wulan menyebut kejadian ini sebagai peringatan serius tentang minimnya jaminan keselamatan mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi di ruang publik.
Dari Jakarta, kabar memilukan juga datang. Diego Zidan, kader PMII Universitas Jakarta (Unija), menjadi korban penembakan saat aksi di sekitar Mako Brimob Kwitang. Hingga kini, ia masih menjalani perawatan intensif di RSCM.
"Insiden ini semakin menambah panjang daftar kekerasan terhadap kader PMII yang tengah memperjuangkan hak konstitusional mereka," tegas Wulan.
Ia juga menerima laporan adanya ancaman dan upaya diskriminasi terhadap aktivis. Beberapa kader mengaku diikuti oknum aparat setelah aksi, sehingga menimbulkan rasa tidak aman.
"Kondisi ini jelas mengganggu kebebasan berpendapat dan menuntut negara memberikan perlindungan penuh," kata Wulan.
Atas rentetan insiden tersebut, Kopri PB PMII menyampaikan duka mendalam dan mengecam segala bentuk kekerasan, diskriminasi, serta kriminalisasi terhadap kader PMII.
Wulan menegaskan bahwa kekerasan terhadap kader aktivis adalah ancaman nyata bagi keberlangsungan demokrasi dan kebebasan sipil.
Ia juga mengajak seluruh kader dan alumni PMII di Indonesia untuk memperkuat solidaritas, menjaga kader di daerah masing-masing, serta memastikan tidak ada satu pun korban yang menghadapi diskriminasi maupun ancaman sendirian.
Wulan menegaskan, Kopri PB PMII siap memublikasikan setiap kasus yang menimpa kader, sekaligus memberikan pendampingan hukum, medis, maupun psikososial.
Ia menyerukan ajakan agar seluruh kader dan alumni berkomitmen mendukung langkah-langkah advokasi, sekaligus menekankan pentingnya terus menyuarakan perlawanan terhadap upaya pembungkaman.
“Bagi Kopri, perlawanan terhadap represi dan pembungkaman suara mahasiswa adalah bagian dari ikhtiar menjaga demokrasi tetap hidup di negeri ini,” ujar Wulan.
Terpopuler
1
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Bulan September 2025
2
Khutbah Jumat: Maulid Nabi dan 4 Sifat Teladan Rasulullah bagi Para Pemimpin
3
Koalisi Masyarakat Sipil Nilai Pidato Prabowo Tak Singgung Ketidakadilan Sosial dan Kebrutalan Aparat
4
DPR Jelaskan Alasan RUU Perampasan Aset Masih Perlu Dibahas, Kapan Disahkan?
5
Prof. Moh. Koesnoe, Cendekiawan NU Kaliber Dunia: Ahli Hukum Adat dan Pendidikan
6
Prabowo Sebut Polisi yang Langgar Hukum dalam Penanganan Demo Akan Ditindak
Terkini
Lihat Semua