Nasional

Ribuan Tokoh Ikuti Tahlil Nasional, Doakan Syuhada dan Bangsa

Jum, 23 Juli 2021 | 01:00 WIB

Ribuan Tokoh Ikuti Tahlil Nasional, Doakan Syuhada dan Bangsa

Menag Yaqut Cholil Qoumas saat tahlil nasional secara virtual, Kamis (22/07/2021) malam. (Foto: Kemenag)

Jakarta, NU Online

Ribuan tokoh dari berbagai daerah mengikuti Tahlil Nasional yang digelar Kementerian Agama, Kamis (22/7/2021) malam. Mereka berasal dari ulama, pengasuh pesantren, pimpinan ormas, sejumlah menteri dan wakil menteri, pimpinan lembaga tinggi negara, pimpinan daerah, hingga politisi dan penyuluh agama.

 

Tahlil Nasional yang mengangkat tema Doa untuk Syuhada ini digelar secara virtual. Tahlil diawali dengan pembacaan tawashul oleh KH Syukron Makmun. Sementara tahlil dipimpin KH Abdul Qodir Ahmad Sahal (Pengasuh Pesantren Salafiyah Pasuruan). Doa dibacakan oleh KH Anwar Manshur (PBNU), Ust H Agus Tri Sundani (PP Muhammadiyah), dan KH Abdullah Jaidi (MUI).

 

"Melalui acara ini, kita ingin mendoakan ulama, guru, pendakwah, pengasuh pesantren, dokter, nakes, aktivis, relawan kemanusiaan, dan seluruh elemen masyarakat yang wafat selama pandemi Covid-19," ujar Menag Yaqut Cholil Qoumas saat memberikan sambutan.

 

Tahlil Nasional juga digelar untuk mendoakan bangsa agar diberi kekuatan dan pandemi segera berlalu. Kepada seluruh elemen masyarakat, Menag mengajak untuk memperkuat solidaritas, kebersamaan, kegotongroyongan dan optimisme. 

 

"Semoga cobaan ini cepat berlalu. Mari sama-sama galang kekuatan lahiriyah dan batiniyah agar pandemi segera berakhir dengan pertolongan Allah," ajaknya.

 

Gus Menag juga mengajak semua pihak untuk mendukung kebijakan PPKM Level 4 dan Level 3 yang sudah diputuskan pemerintah. Kebijakan itu merupakan bagian dari upaya untuk menyempurnakan ikhtiar dalam melawan Covid-19 dan menjaga kemaslahatan di tengah masyarakat

 

"Dukungan dari tokoh agama dan ormas keagamaan akan sangat berarti dalam rangka menjaga ketenangan umat. Pemerintah terus berikhtiar secara lahiriyah," tandasnya.

 

Kematian Covid bukan sekadar angka statistik

Puluhan ribu warga negara Indonesia meninggal selama pandemi Covid-19. Menag menegaskan bahwa jumlah itu bukan sekadar angka-angka statistik.

 

"Semua elemen bangsa harus kompak, bersatu dan melakukan langkah yang saling dukung dan terpadu untuk menyelamatkan nyawa rakyat yang bukan hanya sekadar angka-angka statistik," tegas Menag.

 

"Dalam angka yang tiap hari kita baca, ada nyawa dan jiwa yang mungkin orang-orang yang kita kenal, cintai, dan hormati," sambungnya.

 

Menag menggarisbawahi perlunya kebersamaan dalam ikhtiar menanggulangi pandemi Covid-19. Sehingga, angka kematian dan positif Covid-29 yang tiap hari diumumkan, tidak lagi terdengar karena pandemi telah berlalu.

 

"Untuk itu, menjaga protokol kesehatan, vaksinasi yang terus diupayakan pemerintah merupakan bagian ikhtiar yang tidak bisa diabaikan," tandasnya.


Editor: Kendi Setiawan