Program Peminjaman Inkubator Gratis Bisa Pangkas Biaya Perawatan Bayi
NU Online · Selasa, 12 Oktober 2021 | 18:30 WIB
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Ketua Yayasan Bayi Prematur Indonesia (Yabapi) Prof Raldi Artono Koestoer menyampaikan bahwa kelahiran bayi prematur merupakan satu masalah, terlebih bagi golongan masyarakat menengah ke bawah.
"Ini kesulitannya tambah-tambah karena kekurangan finansial," katanya saat memberikan pembekalan secara virtual kepada para relawan Program Peminjaman Inkubator dan Fototerapi Gratis yang diselenggarakan oleh Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU pada Senin (11/10/2021).
Menurutnya, kehadiran program peminjaman inkubator gratis ini bisa memangkas biaya kelahiran bayi mulai dari biaya administrasi rumah sakit, transportasi, dan berbagai hal yang berkaitan dengan proses kelahiran bayi.
"Satu masalah kesulitan mereka misalnya finansial, teratasi dengan baik. Di rumah, nggak usah ke rumah sakit, tidak perlu transport, tidak perlu macem-macem, tidak perlu bayar rumah sakit juga. Kesulitan finansial terselesaikan," katanya.
Selain itu, kata dia, program ini juga dapat menyelesaikan masalah keterpisahan ibu dan bayi, terlebih bayi prematur. Walaupun belum bisa bicara, bayi sudah punya perasaan dan satu-satunya yang dikenal seorang bayi hanyalah ibunya sendiri. Sejak di dalam kandungan suaranya bisa didengar, hingga detak jantungnya juga bisa hafal.
"Jadi kalau di rumah sakit sendirian, dia tahu ibunya nggak ada, dia merasa sedih itu ibunya berpisah dengan bayinya. Stress juga," ujarnya.
Dijelaskannya, dengan dipertemukannya bayi dan ibu dalam rumah, separuh penyakit bayi hilang. Kemudian setelah di rumah, disusui oleh ibunya dan itu adalah makanan yang pertama dan utama bagi bayi sehingga bayi itu cepat tumbuh kembangnya, sampai mencapai perkembangan bayi normal.
"Kalau Anda ingin bahagia, bahagiakan orang lain. Kalau keluarga bayi prematur itu bahagianya dua kali lipat, kita yang menolong ya bahagianya tiga kali kebahagiaan," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, keberhasilan menolong bayi prematur di banyak kota di Indonesia memberikan kebahagiaan yang berlipat-lipat. Ia berharap tahun depan dapat memiliki 300 unit sehingga bisa lebih banyak memberikan harapan hidup bagi bayi-bayi yang lahir prematur. Tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga di negara-negara lainnya.
"Semoga bisa 300 (inkubator), tahun depan. Kita akan melanjutkan ke daerah equator belt, 13 negara di sekeliling ekuator ini, karena iklimnya sama dengan kita sehingga inkubator itu tidak perlu diubah lagi dan mereka semua yang di 13 negara itu semuanya negara berkembang," ujarnya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Rais 'Aam PBNU Ajak Pengurus Mewarisi Dakwah Wali Songo yang Santun dan Menyejukkan
2
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
3
Kisah Levina, Jamaah Haji Termuda Pengganti Sang Ibunda yang Telah Berpulang
4
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
5
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
6
Inses dalam Islam: Dosa Terbesar Melebihi Zina, Dikecam Sejak Zaman Nabi Adam!
Terkini
Lihat Semua