Nasional

Pola Makan dan Medsos Sebabkan Anak Lebih Cepat Menstruasi

Rab, 10 November 2021 | 16:00 WIB

Pola Makan dan Medsos Sebabkan Anak Lebih Cepat Menstruasi

Koordinator Bidang Kesehatan PP Muslimat NU dr Helwiyah Umniyati. (Foto: Tangkapan layar YouTube Muslimat NU Official)

Jakarta, NU Online
Koordinator Bidang Kesehatan PP Muslimat NU dr Helwiyah Umniyati mengatakan, ada fenomena baru terkait menstruasi pertama yang dialami anak perempuan. Umumnya, mentruasi pertama terjadi pada usia 11-14 tahun. Kini, menstruasi cenderung lebih cepat di usia masih muda. Misalnya, 9 tahun.


Hal tersebut dikatakan dr Helwi pada peluncuran buku Manajemen Kebersihan Menstruasi dan Pencegahan Perkawinan Anak bersama PP Muslimat NU, pada Rabu (10/11/2021).


Menurut dia, ada beberapa faktor. Antara lain karena pengaruh perubahan pola makan, faktor lingkungan, dan gaya hidup. Fenomena konsumsi makanan junk food (cepat saji) menjadi salah satu yang menonjol. Karena cenderung mengakibatkan obesitas yang mempengaruhi hormon tubuh anak.


“Seringnya anak mengonsumsi makanan cepat saji/fast food disertai minimnya aktivitas fisik pada anak membuat tubuh anak lebih gemuk (obesitas). Hal ini dapat memicu menstruasi lebih awal,” beber dr Helwi.


Dalam hal ini, makanan yang mengandung steroid (hasil sintesis tubuh dari kolesterol). Steroid biasa digunakan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan agar lebih cepat pada hewan ternak, seperti sapi, kambing, domba, dan ayam.


Berdasar penelitian yang dilakukan Cornell University, anak yang sering mengonsumsi daging ayam atau sapi yang sebelumnya disuntik hormon, memiliki peluang mengalami menstruasi dini lebih tinggi.


“Mereka sudah mengalami menstruasi sejak usia 7 tahun. Sedangkan sebanyak 35 persen remaja perempuan yang mengonsumsi daging ayam negeri kurang dari 4 porsi dalam seminggu, mengalami menstruasi pertamanya pada usia 12 tahun,” jelas Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas YARSI itu.


Hal ini yang membuat hormon estrogen lebih cepat tumbuh dan besar dalam waktu yang cepat. Hormon estrogen sendiri berfungsi untuk mengatur siklus menstruasi pada perempuan.


Pergaulan di medsos
Faktor lainnya, lanjut dia, disebabkan oleh pergaulan di media sosial (medsos), mulai dari pergaulan di dunia maya, dunia nyata, dan pengaruh tontonan. Sedangkan masalah media, biasanya ditandai dengan tontonan yang mengumbar seksualitas.


“Tontonan inilah yang membuat stimulasi atau rangsangan mata ke dalam otak hingga menyebabkan hormon esterogen meningkat,” tandas dr Helwi.


“Pengaruh tontonan televisi atau medsos. Melalui medsos anak (sudah) menonton film pornografi yang merangsang hormonal. Sehingga dia menjadi cepat mengalami menstruasi,” sambungnya.


Di sisi lain, tambah Helwi, literasi terkait menstruasi dan kesehatan reproduksi pada anak remaja masih rendah. Padahal persoalan tersebut penting untuk perempuan.


Ia menambahkan, banyak anak usia SD dan SMP yang tidak mengkomunikasikan menstruasi pertamanya kepada orang tua atau guru mereka karena alasan malu. Sehingga tidak tahu bagaimana penanganan menstruasinya.


“Nah, dari sana banyak anak belum siap ketika mendapat menstruasi sehingga mereka sedih, menangis, dan takut,” tambah Koordinator Litbang Pendidikan IKG Universitas YARSI itu.


Padahal, kata Helwi, idealnya di masa-masa memasuki pubertas, baik perempuan maupun lelaki harus memiliki pengetahuan tentang perubahan yang akan terjadi di dalam tubuh mereka.


Dijelaskan, kebanyakan anak-anak sering kali menyimpulkan dan menganggap jika menstruasi adalah hal yang menakutkan. Kebanyakan, anggapan ini terbentuk akibat mendengar informasi yang salah.


“Karenanya, jika dirasa anak sudah bisa diajak berdiskusi, sampaikan padanya mengenai menstruasi dan berbagai perubahan lain pada tubuhnya. Tentunya menceritakan dengan cara yang positif,” tandasnya.


Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori