Daerah

Fatayat NU Sulsel Sosialisasi Cegah Kawin Anak di MAN 3 Makassar

Rab, 10 November 2021 | 15:00 WIB

Fatayat NU Sulsel Sosialisasi Cegah Kawin Anak di MAN 3 Makassar

Ketua PW Fatayat NU Sulsel Nurul Ulfah usai melakukan sosialisasi kawin anak di MAN 3 Makassar. (Foto: Dok. PWFNU Sulsel)

Kudus, NU Online
Pimpinan Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama Provinsi Sulawesi Selatan menggelar sosialisasi Cegah Kawin Anak di MAN 3 Makassar, pada Selasa (9/11/2021).


Ketua PW Fatayat NU Sulsel Nurul Ulfah mengatakan, acara tersebut dalam rangka 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan. Selain itu, juga sebagai respons terhadap meningkatnya persentase perkawinan anak di Indonesia.


“Pada tahun 2015 yang semula 23% menjadi 25,71% pada 2017. Ini data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada 2018,” terangnya kepada NU Online melalui WhatsApp, Rabu (10/11/2021).


Nurul menambahkan, kasus perkawinan anak di bawah umur 18 tahun di Sulsel pada 2019 merupakan urutan kelima tertinggi di Indonesia.


“Kasus perkawinan anak merupakan praktik berbahaya yang harus dihentikan. Karena berdampak pada risiko buruk kesehatan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga, gizi buruk, dan gangguan kesehatan seksual dan reproduksi anak,” ujarnya.


“Dibanding perempuan yang menunda perkawinan, kawin anak juga rentan mengalami kondisi buruk di ranah sosial dan ekonomi. Termasuk tingkat pendidikan yang lebih rendah dan kemiskinan yang tinggi,” sambung Nurul.


Data Kementerian PPPA menunjukkan tingginya angka perempuan berusia 20-24 tahun berstatus menikah di usia kurang dari 18 tahun. Pendidikan mereka juga kurang dari atau setara SMP sebesar 88,46%.


Lembaga Konsultasi
Selain sosialisasi, kata Nurul, pihaknya berencana membentuk lembaga konsultasi sebaya di MAN 3 Makassar sebagai wadah bagi siswa yang ingin berkonsultasi mengenai kesehatan reproduksi, narkoba, dan permasalahan lain yang dihadapi remaja.


Nurul menambahkan, guru difungsikan sebagai penanggung jawab sekaligus pembina, Fatayat NU sebagai pembina juga, serta teman-teman sebaya yang terdiri dari siswa-siswa terlatih sebagai konselor.


“Kita akan bentuk tim konselor sebaya yang dilatih terlebih dahulu. Karena konselor ini nantinya juga sekaligus sebagai duta yang akan aktif kampanye di sekolah-sekolah, agar MAN 3 Makassar dapat menjadi percontohan bagi sekolah lain,” pungkasnya.


Kontibutor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori