Nasional

Kopri PB PMII Ajak Kader Kampanyekan Anti Kekerasan pada Perempuan

Kam, 26 November 2020 | 00:00 WIB

Kopri PB PMII Ajak Kader Kampanyekan Anti Kekerasan pada Perempuan

Ketua Kopri PB PMII Septi Rahmawati.

Jakarta, NU Online
Di usianya yang ke-53 tahun, Korps PMII Putri Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) masih konsisten mengawal isu-isu yang mendiskreditkan perempuan. Sebab itu, Kopri PMII mengajak seluruh kader untuk mengkampanyekan anti kekerasan kepada perempuan.


Menurut Ketua Kopri PB PMII Septi Rahmawati, di tengah situasi Covid-19, kekerasan kepada perempuan meningkat tajam. Sudah saatnya organisasi perempuan bertindak dan mendorong negara hadir menyelamatkan hak-hak perempuan. Kata dia, legislatif harus segera mengesahkan Rancangan Undang-undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) untuk menekan angka kekerasan kepada kelompok wanita.  


“Anti kekerasan kepada perempuan harus didukung dengan regulasi yang pro kepada korban, kita dorong RUU PKS. Kita telah melakukan advokasi mengenai persoalan ini, kebermanfaatan RUU PKS ini untuk seluruh korban kekerasan seksual yang membutuhkan kebijakan yang pro terhadap perempuan,” kata Septi saat memberikan sambutan di Peringatan Harlah Kopri PB PMII ke-53 tahun yang digelar secara Online dan Offline di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (25/11).


Septi menambahkan, Kopri merasa terpanggil untuk memperjuangkan RUU PKS disahkan menjadi Undang-undang atas dasar kemanusiaan. Sudah saatnya, ucap dia, perempuan di dunia mendapatkan perlindungan yang nyata oleh negara.


Untuk diketahui, DPR RI sendiri memutuskan untuk menarik pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) dari Prolegnas 2020. Keputusan ini memang telah menimbulkan pandangan yang berbeda dari masyarakat salah satunya dari kelompok mahasiswa seperti PMII.


Namun, hal yang berbeda disampaikan Ketua Umum PB PMII Agus Mulyono Herlambang. Selain terkait RUU PKS, Agus menginginkan agar Kopri pun memberikan kontribusi nyata mengenai perkembangan teknologi informasi.


Kontribusi nyata tersebut misalnya kader-kader perempuan PMII banyak yang melakukan pembaharuan dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Kader perempuan PMII mampu bersaing di dunia internasional dengan mahasiswa-mahasiswa luar negeri yang lain.


“Mari kita merefleksikan kembali bagaimana Kopri bisa tetap eksis dan tumbuh dalam situasi tidak menentu ini, sebab kita masuk era disruptif, revolusi 4.0. Kopri sebagai bagian dari PMII secara spesifik dan khusus harus mampu bersaing dalam hal apapun,” ujarnya.


Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Muhammad Faizin