Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
NU Online · Jumat, 15 Agustus 2025 | 21:00 WIB

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dalam program Menjadi Indonesia Episode ke-26, dikutip pada Jumat (15/8/2025). (Foto: NU Online/Aji Prabowo)
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengisahkan tentang KH Misbah Mustofa, salah satu pengkritik paling keras terhadap KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat memimpin NU.
"Kakek saya Kiai Bisri Mustofa itu punya adik namanya Kiai Misbah Mustofa. Ketika Gus Dur memimpin NU dengan macam-macam gagasannya tentang transformasi, Kiai Misbah ini orang yang paling keras menentang, kritik yang paling keras. Apalagi ketika Gus Dur menggagas tentang bank NU itu, Nusuma, keras sekali kritiknya Kiai Misbah," katanya dalam program Menjadi Indonesia Episode ke-26, dikutip pada Jumat (15/8/2025).
Gus Yahya mengatakan, sesuatu yang mengejutkan terjadi ketika banyak kalangan, termasuk sahabat-sahabat Gus Dur sendiri, mulai mempertimbangkan agar Gus Dur tidak mencalonkan diri lagi setelah dua periode menjabat, Kiai Misbah justru menunjukkan sikap sebaliknya.
Dalam suasana seperti itu, Gus Yahya mengungkapkan bahwa Kiai Misbah memanggil KH Mustofa Bisri (Gus Mus), yang juga merupakan ponakannya, untuk menyampaikan pesan khusus kepada Gus Dur.
"Kamu kasih tahu Durrahman, bilang sama Durrahman dia harus maju lagi. Dia harus teruskan, terus nyalon lagi dan teruskan pimpin NU ini," kata Gus Yahya sambil menirukan intonasi Kiai Misbah.
Gus Mus sempat heran dan mempertanyakan sikap Kiai Misbah yang selama ini menjadi pengkritik paling tajam Gus Dur, tetapi tiba-tiba meminta agar Gus Dur kembali maju.
"Loh, jenengan ini kan pengkritik paling sadis kepada Gus Dur ini. Kenapa sekarang malah meminta Gus Dur terus?" kata Gus Yahya menurut Gus Mus
Jawaban Kiai Misbah, menurut Gus Yahya, sangat sederhana. Ia menekankan bahwa dalam memilih pemimpin, ada dua syarat utama yang harus dipenuhi, yaitu menjadi seorang pemimpin harus pintar dan berani.
"Sekarang nih siapa yang lebih pintar dari Durrahman? Siapa yang lebih berani dari Durrahman? Beliau boleh yang begitu, kalau pintar aja tapi penakut, nggak ada gunanya. Pemberani tapi goblok malah bahaya. Harus pinter dan berani," tutur Gus Yahya menirukan pernyataan Kiai Misbah.
Gus Yahya menegaskan bahwa meski perbedaan pandangan sangat tajam, antara Gus Dur dan Kiai Misbah tetap ada kepercayaan satu sama lain, sehingga kritik dan perbedaan bukan dilandasi kebencian, tetapi tulus demi kebaikan NU.
"Tapi dia selama ini mengkritik Gus Dur begitu keras. Kamu ini, beda pendapat itu halal tau nggak? Beda pendapat itu halal. Tadi, yang pintar dan berani itu," lanjut Gus Yahya mengungkapkan argumentasi Kiai Misbah.
Dari cerita ini, Gus Yahya menyimpulkan bahwa Kiai Misbah tetap percaya pada ketulusan Gus Dur dalam memimpin NU, walau tidak setuju dengan beberapa gagasan yang diusungnya. Begitu juga sebaliknya, lanjutnya, Gus Dur memahami bahwa kritik dari Kiai Misbah adalah bentuk kepedulian, bukan permusuhan.
"Jadi dalam perbedaan yang tajam seperti itu, ada trust bahwa itu dilakukan dengan tulus," terangnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
4
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
5
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
6
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
Terkini
Lihat Semua