Nasional BULAN GUS DUR

KH Said Aqil Siroj: Gus Dur Guru Kehidupan Saya

Kam, 26 Desember 2019 | 11:30 WIB

KH Said Aqil Siroj: Gus Dur Guru Kehidupan Saya

Gus Dur dan KH Said Aqil Siroj

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan bahwa KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur merupakan guru  kehidupan baginya dalam melihat persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, cara menganalisisnya, dan bagaimana menyikapinya.

"Mengenai ilmul ahwal, saya dapatkan dari almarhum Gus Dur. Dalam arti Gus Durlah yang menempatkan saya menjadi orang, menjadikan saya menjadi seorang yang mengerti tentang situasi dan kondisi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita," kata Kiai Said di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (26/12).

Menurut Kiai Said, dalam menyikapi sejumlah persoalan, Gus Dur menekankan agar berpikir dengan tenang, rasional, dan menjauhi emosi atau hawa nafsu. Sebagai contoh, saat non-Muslim mengkritik Islam, kemudian dibalas oleh Kiai Said. Namun, balasan tersebut mendapat teguran dari Gus Dur karena dianggap cucu pendiri NU itu berlebihan dan emosional.

"Maka Gus Dur menegur saya, 'bukan begitu caranya berdialog, caranya berdiskusi dengan orang lain. Tidak bermartabat diskusi dengan emosional. Diskusi yang bermartabat adalah diskusi yang adu argumentasi, baik argumentasi yang jangka panjang, (yaitu) dipahami oleh seluruh masyarakat maupun yang spesifik, dipahami oleh orang-orang tertentu'," katanya mengingat teguran Gus Dur.

Contoh ahwal lainnya yang ditunjukkan Gus Dur, ialah tentang tawakal. Menurutnya, setiap menaiki kendaraan, baik kereta api, pesawat atau kendaraan lain, Gus Dur tenang dan tidak memiliki kekhawatiran apa pun. 

"Itu artinya, begitu naik kendaraan, beliau langsung pasrah kepada Allah. Beda dengan kita-kita, masih ada rasa khawatir kecelakaan di tengah jalan," ucap Pengasuh Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini.

Bagi Kiai alumnus Universitas Ummul Qura Mekkah, Arab Saudi ini, sikap menjalani hidup yang tidak kalah penting dari Gus Dur adalah tentang kesederhanaanya. Kesederhaan ini misalnya bisa dilihat saat dirinya bersama Gus Dur dan Rozy Munir seusai mengahadiri pembukaan Kongres Muslimat NU di JCC. 

Menurutnya, saat itu Gus Dur mendadak lapar dan mengajak dirinya serta Rozy Munir mampir untuk makan. Sebagai tokoh yang saat itu tengah menjabat sebagai Ketua Umum PBNU, Kiai Said berpikir akan diajak ke tempat mewah seperti restoran, tapi ternyata Gus Dur membawanya ke warung kaki lima.

"Hanya dengan gorengan telur yang tiga orang itu hanya menghabiskan 8.500 rupiah dengan minum teh tawar. Itulah Gus Dur," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, peringatan Haul ke-10 Gus Dur akan dilaksanakan di kediaman Presiden ke-4 Indonesia ini, di Ciganjur, Jakarta Selatan pada Sabtu, 28 Desember 2019. Haul tahun ini mengusung tema 'Kebudayaan Melestarikan Kemanusiaan'. Rencananya, haul diisi oleh KH Ahmad Mustofa Bisri, KH Husein Muhammad, KH Nasaruddin Umar, Penyanyi Dangdut Eny Sagita dan Erie Suzan, Komika Mamat Al-Katiri, Akbar, dan Ki Ageng Ganjur.

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi