Ketum Fatayat NU Tekankan Pentingnya Respons Cepat dan Tepat Hadapi Kekerasan Seksual
NU Online · Jumat, 2 Mei 2025 | 21:30 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama, Margaret Aliyatul Maimunah, menekankan pentingnya respons cepat dan tepat dalam menangani kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.
Hal ini disampaikannya dalam talkshow yang diselenggarakan Grab Indonesia bertajuk “Tanggap Cepat dan Tepat dalam Menghadapi Kekerasan Seksual terhadap Perempuan dan Anak”, Jumat (2/5/2025).
Acara tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Kartini dan disiarkan secara langsung melalui kanal digital Grab Indonesia. Talkshow menghadirkan sejumlah tokoh perempuan dari berbagai instansi pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, termasuk Fatayat NU yang selama ini aktif memperjuangkan perlindungan perempuan dan anak.
Margaret berpendapat bahwa kekerasan seksual masih menjadi persoalan serius di masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak membangun kesadaran kolektif untuk tidak membiarkan kekerasan dianggap wajar.
“Kekerasan tidak boleh dianggap lumrah. Tidak bisa dibenarkan dan tidak boleh dibiarkan. Kita harus punya budaya untuk sigap bertindak, bukan sekadar bersimpati,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya respons yang tidak hanya cepat, tetapi juga tepat, mencakup aspek psikologis, hukum, dan sosial. Hal itu, menurutnya, sangat penting agar korban merasa aman dan mendapat pemulihan secara menyeluruh.
“Korban butuh didampingi secara utuh. Bukan hanya didengarkan, tetapi juga diarahkan ke jalur hukum, diberi dukungan emosional, dan dipulihkan secara psikologis,” jelas Margaret.
Ia menambahkan, Fatayat NU memiliki jaringan kader hingga tingkat desa dan kelurahan yang aktif memberikan pendampingan kepada korban. Kader-kader tersebut, kata Margaret, juga menjadi penghubung antara korban dan lembaga layanan seperti kepolisian, rumah sakit, hingga lembaga bantuan hukum.
“Fatayat NU hadir di setiap level, dari desa hingga kota. Kami mendampingi korban secara langsung dan membuka ruang aman agar mereka tidak merasa sendirian,” ungkapnya.
Selain kehadiran di lapangan, Fatayat NU juga memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana edukasi dan advokasi. Margaret menyebut bahwa media sosial dan platform digital kini menjadi alat penting dalam memperluas jangkauan layanan dan informasi.
“Kami memanfaatkan WhatsApp, media sosial, dan kanal digital lainnya untuk membuka ruang aman, menyebarkan edukasi, dan membangun solidaritas sesama perempuan,” tuturnya.
Margaret juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi kekerasan seksual. Ia mengapresiasi langkah Grab Indonesia yang turut membuka ruang diskusi publik sebagai bagian dari upaya perlindungan perempuan.
“Kolaborasi ini penting. Negara, masyarakat, dan sektor swasta harus saling bahu-membahu menghadirkan perlindungan nyata bagi korban,” katanya.
Talkshow ini juga menghadirkan sejumlah tokoh perempuan lainnya, antara lain Deputi Perlindungan Hak Perempuan KemenPPPA Irjen Pol. (Purn) Desy Andriani, Chief of Public Affairs Grab Indonesia Tirza R. Munusamy, Komisioner Komnas Perempuan Chatarina Pancer Isitiyani, pendiri Institut Perempuan Dr. Valentina Sagala, dan Siti Mazumah dari Forum Pengada Layanan.
Di akhir sesi, Margaret mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan semangat Kartini sebagai inspirasi untuk terus melawan kekerasan seksual. Menurutnya, semangat Kartini hari ini bukan hanya tentang pendidikan, tapi juga tentang keberanian untuk membela yang lemah.
“Kartini masa kini adalah mereka yang berani bersuara, sigap bertindak, dan terus bergerak demi keadilan,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
4
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
5
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
6
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
Terkini
Lihat Semua