Nasional

Hadapi Musim Hujan, Sosialisasi Penanggulangan Bencana Harus Merata

Rab, 11 November 2020 | 06:00 WIB

Hadapi Musim Hujan, Sosialisasi Penanggulangan Bencana Harus Merata

Ketua LPBINU, Muhammad Ali Yusuf. (Foto: NU Online/Rahman)

Jakarta, NU Online
Beberapa negara di dunia termasuk Indonesia sedang menghadapi musim hujan yang diakibatkan oleh fenoma alam La Nina. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak beberapa waktu yang lalu telah merilis hasil pantauannya. BMKG menyebut La Nina telah berlangsung sejak Oktober lalu dan kemungkinan berakhir pada Maret 2021 mendatang.


La Nina sendiri merupakan fenomena iklim global ditandai adanya anomali suhu muka air di Samudera Pasifik. Pada fenomena alam tersebut suhu muka air akan lebih tinggi mencapai minus 1 derajat celcius. La Nina jelas berdampak terhadap Indonesia sebab suhu muka air lautnya cenderung hangat.   


Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama, Muhammad Ali Yusuf, mengatakan, pemerintah perlu memaksimalkan lagi sosialisasi penanggulangan bencana ke masyarakat di akar rumput. Kata dia, sosialisasi tersebut harus merata agar warga dapat mengantisipasi setiap kejadian yang terjadi.


“Luasan informasi ini yang tidak sampai ke grassroot (akar rumput). Ini yang harus dipikirkan pemerintah, bagaimana melakukan upaya literasi terkait kebencanaan,” kata Pria yang biasa disapa Gus Ali ini kepada NU Online di Jakarta, Rabu (11/11).


Ia menambahkan, pemerintah cenderung menggugurkan kewajiban seolah jika sudah diinformasikan kepada masyarakat maka tugasnya selesai. Padahal, hal yang harus diperkuat adalah mendorong masyarakat agar mau terlibat mengantisipasi dampak yang akan muncul akibat La Nina.


Selanjutnya, kata Gus Ali Yusuf, lembaga penanggulangan bencana milik pemerintah seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Tagana Kementerian Sosial RI memiliki struktur yang lengkap sampai ke desa. Sangat disayangkan jika perangkat tersebut tidak dimanfaatkan untuk merespons setiap fenomena La Nina yang akan terjadi.


“Bagaimana bisa menggerakan untuk melakukan pendeteksian dini dan antisipasi dampak risiko dan potensi dampak La Nina itu yang menurut saya belum,” kata dia.


Pernyataan LPBINU terkait musim hujan ini diperkuat oleh Informasi Iklim yang ditayangkan BMKG melalui https://www.bmkg.go.id/. Dalam tayangan itu, BMKG memperkirakan curah hujan tinggi dan sangat tinggi terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia.  


Atas persoalan ini, sebelumnya BMKG juga mengimbau kepada pemerintah agar dapat mengoptimalisasi sungai dan kanal guna mengantisipasi anomali fenomena La Nina. Menurut  BMKG La Nina jelas berpotensi meningkatkan curah hujan.


Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menuturkan optimalisasi sungai dan kanal bertujuan untuk pergerakan kesiapsiagaan apabila terjadi peningkatan debit air akibat peningkatan curah hujan.


“Penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air berlebih,” tuturnya.


Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Aryudi A Razaq