BRG Ajak Pemuka Agama Jadikan Masjid Sarana Dakwah Lingkungan
NU Online · Kamis, 26 November 2020 | 02:00 WIB

Deputi III BRG RI, Myrna A Safitri (kanan) memberikan tanaman ramah gambut di Pembukaan Sosialisasi Masjid Peduli Gambut di Desa Temeran, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau, Selasa (24/11). (Foto: BRG)
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Badan Restorasi Gambut (BRG) mengajak kepada pemuka agama Islam untuk memaksimalkan Masjid sebagai sarana dakwah lingkungan. BRG meyakini, dakwah dan edukasi agama kepada masyarakat tentang imbauan menjaga alam sangat berpengaruh terhadap prilaku dan kemauan umat Muslim merawat kelestarian lingkungan.
Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan BRG, Myrna A Safitri mengatakan, upaya untuk merestorasi gambut perlu kerja sama semua pihak salah satunya tokoh agama dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM).
Myrna menambahkan, pembakaran lahan gambut kerap dilakukan karena dianggap murah. Padahal, hal tersebut sangat merugikan seluruh pihak. BRG kata dia, telah menggandeng para petani untuk mengolah pertanian yang ramah lingkungan, tanpa bakar di lahan-lahan gambut.
"Ini sebagai salah satu solusi permanen pencegahan kebakaran," ujar Myrna, Rabu (25/11).
BRG mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menjaga ekosistem gambut secara sukarela sebagai bagian dari ibadah. Kerja sama BRG dengan sejumlah ormas keagamaan diwujudkan dengan pelatihan bagi para dai, ustadz, dan guru agama.
"Selanjutnya, dilakukan pengenalan eco-masjid di desa-desa gambut. Masjid adalah pusat syiar agama Islam yang penting. Termasuk dakwah lingkungan," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Temeran, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Arifin, mengatakan, saat ini kegiatan pokmas yakni program penanaman nanas dilakukan di lahan seluas 10 hektar. Perkembangan dari kegiatan pertanian tersebut yakni sudah akan dipanen oleh para petani.
"Selain nanas kami melakukan penanaman gerunggang dilakukan di lahan restorasi seluas 25 hektar. Kegiatan ini membantu proses penanganan kebakaran lahan," ujarnya.
Ke depan, kata dia, masjid peduli gambut akan berfungsi menyosialisasikan materi dakwah menjaga lingkungan dan meningkatkan pemahaman serta untuk memberikan pelatihan kepada jemaah masjid tentang Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB).
Kegiatan dakwah lingkungan di masjid selaras dengan keinginan para petani agar para petani yang belum mendapatkan informasi soal pertanian gambut dapat mendapatkan pengetahuan baru.
"Kegiatan ini sangat relevan dengan keinginan para petani," ujar Arifin.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua