Lingkungan

BRGM Tanam Mangrove 15 Hektar di Desa Sukabaru Kalbar

Sen, 9 Agustus 2021 | 10:30 WIB

BRGM Tanam Mangrove 15 Hektar di Desa Sukabaru Kalbar

Penanaman mangrove untuk percepatan rehabilitasi mangrove. (Foto: BRGM)

Jakarta, NU Online
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) RI, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Kapuas, dan Kelompok Masyarakat Bakau Lestari melakukan penanaman mangrove perdana seluas 15 hektar di Desa Sukabaru, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, pada pertengahan Juli 2021 lalu.

 

Penanaman yang dilakukan dengan menerapkan pola rumpun dan pola intensif itu diupayakan oleh BRGM bersama BPADSHL dalam rangka melakukan percepatan rehabilitasi mangrove di Kalimantan Barat. 

 

Kepala BRGM RI Hartono menyatakan, upaya percepatan rehabilitasi mangrove dilakukan tidak hanya bertujuan untuk memulihkan ekologi mangrove saja, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di areal hutan mangrove. 

 

Karena itu, BRGM menggunakan pendekatan padat karya melalui penanaman bibit mangrove dengan melibatkan masyarakat secara langsung. Sebab menurut Hartono, kunci keberhasilan rehabilitasi mangrove adalah adanya keterlibatan masyarakat. 

 

“Masyarakat di areal mangrove berinteraksi secara langsung dan memiliki ketergantungan secara sosial dan ekonomi pada hutan mangrove. Ketergantungan ini karena fungsi ekologi mangrove yaitu sebagai tempat berpijah aneka biota laut, penyerap polutan, mencegah intrusi air laut, mengikat sedimen dan melindungi garis pantai dari abrasi dan tsunami,” tutur Hartono.

 

Hal itulah yang menurut BRGM, upaya percepatan rehabilitasi mangrove berbasis masyarakat sangat penting untuk dilakukan. Terkait hal ini, BRGM juga berupaya membangun Desa Mandiri Peduli Mangrove. 

 

“Kami bentuk agar masyarakat diedukasi, diperkuat kelembagaanya, dan diberi akses untuk pendanaan dan kebijakan untuk mengelola ekosistem mangrove yang berkelanjutan,” ujar Hartono.

 

Sementara itu, Sekretaris BRGM Ayu Dewi Utari menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong percepatan rehabilitasi mangrove secara nasional lantaran kerusakan mangrove di Indonesia yang luar biasa. Tercatat, dari total luas sekitar 3 juta hektar lahan kawasan mangrove di Indonesia, 637 ribu hektar di antaranya dalam keadaan rusak.

 

“Dari 637 ribu hektar itu, terdapat 483 ribu hektar kerusakan mangrove yang terdapat di sembilan provinsi. Tahun ini, BRGM akan melaksanakan rehabilitasi mangrove seluas 83 ribu hektar di sembilan provinsi dengan target luasan akan disesuaikan dengan kondisi kerusakan di masing-masing,” tutur Ayu.

 

Dalam pelaksanaannya, BRGM melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Di antaranya dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.

 

“Bersama BPDASHL itulah, BRGM melakukan koordinasi dengan masyarakat, pemerintah daerah hingga ke tingkat desa, TNI, Polri, akademisi, dan seluruh lapisan masyarakat untuk sama-sama bekerja dalam melakukan rehabilitasi mangrove di Indonesia,” pungkas Ayu.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan