Internasional

Virus Corona, Selandia Baru Batalkan Peringatan Setahun Pembantaian di Masjid Christchurch

Ahad, 15 Maret 2020 | 10:00 WIB

Virus Corona, Selandia Baru Batalkan Peringatan Setahun Pembantaian di Masjid Christchurch

Seorang perempuan menaruh karangan bunga di depan Masjid An-Nur, Christchurch, Selandia Baru, pada Sabtu (14/3). (Foto: The Associated Press/Mark Baker)

Wellington, NU Online
Selandia Baru membatalkan peringatan nasional yang menandai satu tahun pembantaian di masjid Christchurch karena pandemi virus corona (Covid-19). Rencananya, acara peringatan tersebut digelar di Christchurch, Ahad (15/3). 

Semula acara tersebut diharapkan akan bisa menarik banyak orang di seluruh Selandia Baru dan bahkan luar negeri. Namun karena wabah virus corona maka Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern akhirnya meniadakannya. Berdasarkan data dari Johns Hopkins University, Selandia Baru melaporkan memiliki enak kasus virus corona di wilayahnya.    
 
“Kami sangat sedih membatalkan (peringatan nasional pembantaian di masjid Christchurch), tetapi mengingat tragedi mengerikan seperti itu (virus corona), kami tidak harus membuat risiko kerusakan lebih lanjut dilakukan,” kata Ardern dalam pernyataannya, Sabtu (14/3), seperti diberitakan The Guardian.

Meski peringatan nasional pembantaian di masjid Christchurch dibatalkan, namun umat Muslim dan sejumlah komunitas di sana tetap melakukan acara seremoni. Sehari sebelumnya, Jumat (13/3), umat Muslim Selandia Baru menggelar Shalat Jumat dengan dihadiri ribuan orang, sebagai awal peringatan setahun pembantaian. Ardern, hadir pada kesempatan itu. 

Sementara pada hari ini, Ahad (15/3), umat Muslim berkumpul di Masjid An-Nur. Mereka terlihat sedih. Sementara sejumlah siswi dari dari Marlborough Girls College di Blenheim berpegangan tangan dan bernyanyi di pintu masuk masjid.
 
Hal yang sama juga dilakukan Klub Motor Tu Tangata Iwi Tapu. Dalam rangka memberikan dukungan kepada komunitas Muslim Christchurch, diberitakan New York Post, Sabtu (14/3), mereka menampilkan tarian haka—sebuah tarian dari Suku Maori, Selandia Baru- di depan Masjid An-Nur. Mereka juga mengajak selfie para penyintas tragedi tersebut.

Sebagaimana diketahui, pada 15 Maret 2019 lalu seorang penganut paham white supremacy dari Australia Brenton Tarran (29) menembak secara brutal ke arah orang-orang yang akan melaksanakan Shalat Jumat di dua masjid di Kota Christchurch, yaitu Masjid Al-Noor dan Masjid Lindwood. Ironisnya, dia menyiarkan aksinya itu secara live di akun Facebooknya. 

Serangan brutal itu menewaskan 51 orang dan melukai puluhan lainnya. Atas perbuatannya itu, Tarrant kemudian didakwa dengan 89 tuduhan; 50 kasus pembunuhan dan 39 percobaan pembunuhan. Saat ini dia masih menunggu jadwal sidang di pengadilan. 

Pewarta: Muchlishon
Editor: Alhafiz Kurniawan