Patoni
Penulis
Warmudi mengemudikan motor bebek produksi tahun 2005 dari Depok menuju Jakarta. Ia memboncengkan istrinya, Rodiah dengan sedikit kesal karena perselisihan kecil sebelum berangkat menuju Jakarta.
Tak dinyana, ternyata perselisihan mereka masih seputar bubur ayam diaduk dan tidak diaduk. Sehingga Warmudi sampai lupa tangki bensinnya belum diisi lagi.
Dengan perasaan sedikit teraduk, Warmudi berhenti di sebuah pom bensin di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Setelah mengantre beberapa menit, motor nyentrik Warmudi mendapat giliran. Meskipun telah disapa oleh operator pom bensin, Warmudi hanya menyunggingkan senyum kecut.
“Isi berapa pak?” tanya operator bernama Susan itu.
“Premium 15.000,” jawab Warmudi.
“Dari nol ya pak,” ujar Susan.
“Bukan, saya dari Depok,” timpal Warmudi. (Fathoni)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
4
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
5
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua