Hamzah Sahal
Penulis
Ini cerita Hairus Salim HS. Katanya, kejadian terjadi tahun 1990-an. Suatu hari, Gus Dur menjadi pembicara di sebuah seminar yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Tahun-tahun itu, semua acara diskusi di banyak tempat sering dinamakan seminar. Diskusi apapun, namanya ‘seminar’. Istilah itu sedang tren dan tampak mentereng.
Hairus Salim mengaku ikut menemani Gus Dur karena diajak seniornya M. Imam Aziz. “Saya diajak oleh Mas Imam. Siapalah saya menenami Gus Dur waktu itu. Ya karena diajak Mas Imam itu. Kami bertiga, kayaknya sama Pak Jadul,” tuturnya di kantor NU Online, kemarin siang, 6 Agustus 2025. Jadul adalah M. Jadul Maula, yang sekarang menjadi Ketua Lesbumi PBNU.
“Jadi kami berempat di dalam mobil; Gus Dur, Mas Imam, Pak Jadul, dan saya. Gus Dur duduk di depan, kami bertiga berhimpitan di jok tengah,” tambahnya.
Singkat cerita, rombongan 4 laki-laki NU “beda kelas” itu tiba di halaman kampus UMY. Pertama-tama, di halaman di depan lobi, disambut oleh seorang satpam. Kata Hairus Salim, satpam tersebut menyalami Gus Dur dengan penuh takzim, agak membungkuk, tetapi tidak sampai cium tangan.
Baca Juga
Humor Gus Dur: Posisi Politik NU
“Jarang orang cium tangan di Muhammadiyah waktu itu. Tetapi jelas satpam itu menaruh hormat pada Gus Dur, ya setidaknya karena tamu.”
Gus Dur menyalami Pak Satpam. Tidak hanya itu, kata Hairus Salim, Gus Dur bertanya kabar Pak Satpam, kabar keluarganya, anaknya sekolah di mana. Gus Dur terlihat sudah kenal.
“Apa kabar, Mas?” tanya Gus Dur.
“Kabar baik, Pak, Alhamdulillah,” jawab Pak Satpam.
“Kabar keluarga juga baik kan? Anak sekarang sekolah di mana?” tanya Gus Dur lagi.
Ditanya begitu oleh Gus Dur, Pak Satpam menjawab dengan sumringah, merasa dihargai dan bangga. Di-wongke, dalam istilah Jawa.
“Yang bingung kami bertiga. Kok Gus Dur kenal satpam kampus Muhammadiyah? Hebat sekali,” cerita Salim.
Lalu M. Imam Aziz bertanya kepada Gus Dur. “Gus, sampean kenal satpam tadi?”
“Ndak,” jawab Gus Dur enteng saja.
“Loh, kok kayaknya sudah akrab,” tanya Imam lagi. Lalu Gus Dur menjawab sekenanya, enteng dan memang menjadi khas mantan Presiden Ke-4 RI ini:
“Ya kan tidak masalah sok akrab begitu sama dia. Itu namanya idkholus surur, membahagiakan orang. Kan dapat pahala toh?”
Terpopuler
1
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Agustus 2025, Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh
2
Upah Guru Ngaji menurut Tafsir Ayat, Hadits, dan Pandangan Ulama
3
Pakar Linguistik: One Piece Dianggap Representasi Keberanian, Kebebasan, dan Kebersamaan
4
Khutbah Jumat: Rawatlah Ibumu, Anugerah Dunia Akhirat Merindukanmu
5
IPK Tinggi, Mutu Runtuh: Darurat Inflasi Nilai Akademik
6
2 Alasan LPBINU Bandung Sosialisasikan Literasi Bencana untuk Penyandang Disabilitas
Terkini
Lihat Semua