Humor

Gelar ‘KH’ Pak Slamet

Ahad, 14 Juli 2019 | 05:00 WIB

Dalam daftar baru yang memuat nama-nama imam dan khatib masjid terdapat nama baru. Daftar itu tertempel di papan pengumuman masjid. Ia adalah KH Ahmad Slamet. Banyak dari anggota jamaah masjid itu bertanya-tanya siapa KH Ahmad Slamet.

Di desa itu memang ada ustadz muda bernama Slamet. Semua orang memanggilnya Pak Slamet tanpa nama depan Ahmad. Namanya tak pernah dipasang dalam daftar imam dan khatib masjid karena ia tergolong masih muda meski sudah bapak-bapak. Banyak orang di desa itu yang lebih tua, alim dan mumpuni sebagai imam dan khatib kecuali Mbah KH Dalail yang sudah mulai udzur karena faktor usia.

Masuknya KH Ahmad Slamet ke dalam daftar baru nama-nama imam dan khatib masjid memang sudah menjadi keputusan rapat pengurus masjid untuk menggantikan Mbah Kiai Dalail. Beberapa kali Kiai Dalail merasa kehabisan napas ketika sedang menyampaikan khutbah meski belum lama memulai. Selain itu, beliau juga sudah sering lupa berapa raakat shalat telah dilalui.

Dengan alasan-alasan itulah KH Dalail mengajukan pensiun dari tugas menjadi imam dan khatib. Beliau mengusulkan agar putra bungsunya bisa melanjutkan pengabdiannya di masjid itu. Usul KH Dalail diterima dengan baik dalam sebuah rapat pengurus masjid. Rapat itu sendiri tak dihadiri Pak Slamet karena ia sedang ada urusan di desa lain.

Beberapa hari setelah rapat berlangsung, salah seorang pengurus masjid menghubungi Pak Slamet melalui pesan WA untuk memberitahukan hasil rapat sekaligus meminta nama lengkapnya serta gelar yang dimiliki.

Membalas pesan WA itu, Pak Slamet agak kebingungan sehubungan adanya permintaan untuk mencantumkan gelarnya. Ia memang lama belajar di pondok pesantren tapi tak pernah kuliah formal di perguruan tinggi. Jadi ia tak punya gelar akademik.

Sebagai gantinya ia ingin mencantumkan dua huruf berurutan "KH" sebagaimana dituliskan oleh pengurus masjid di depan nama ayahnya, KH Dalail. Ditulislah nama lengkap KH Ahmad Slamet. Lalu jawaban itu dikirim ke nomor WA pengurus masjid yang memintanya.

Dua hari berikutnya di hari Rabu, tercantumlah nama KH Ahmad Slamet di dalam daftar baru nama-nama imam dan khatib masjid. Orang-orang bertanya-tanya siapa KH Ahmad Slamet itu. Apakah putra bungsu Kiai Haji Dalail? Mereka mendapat jawaban “ya” dari orang salah seorang pengurus masjid. “Tapi bukankah Pak Slamet belum pernah naik haji?” protes mereka.

Pengurus masjid mempersilakan orang-orang untuk menanyakan masalah itu langsung ke Pak Slamet karena ia hanya mengutip persis apa yang ditulis Pak Slamet.

Pak Slamet akhirnya menjelaskan bahwa dua huruf berurutan "KH" di depan namanya itu bukanlah gelar atau singkatan dari "Kiai Haji" sebagaimana gelar ayahnya, tetapi sebuah harapan untuk bisa segera naik haji. "KH" itu singkatan dari "Kepingin Haji". (Muhammad Ishom)