Delegasi Human Fraternity Fellowship Siap Aktualisasikan Pelajaran dari PBNU dan Indonesia di Negaranya
NU Online · Rabu, 13 Agustus 2025 | 20:15 WIB

Delegasi Human Fraternity Fellowship 2025 berpose bersama Gus Yahya dan jajaran PBNU lainnya, di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (13/8/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Delegasi Human Fraternity Fellowship 2025 mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Aarushi Prasad, salah satu delegasi, mengungkapkan bahwa konsep humanitarian Islam yang ia peroleh dari kunjungannya di PBNU menginspirasinya agar dapat diterapkan di negara asalnya, India.
"Saya merasa sangat menarik melihat bagaimana Islam, khususnya konsep Humanitarian Islam, merangkul prinsip-prinsip dari berbagai agama dan mentransformasinya," ujarnya kepada NU Online usai pertemuan.
Menurutnya, hal ini sejatinya ada pada semua agama. Membangun koneksi di dunia seharusnya tidak terbatas hanya pada agama tertentu, tetapi mencakup seluruh umat manusia.
"Bagi saya, itu sangat indah," katanya.
Ia mengaku bakal mengaktualisasikan hal tersebut. Terlebih, ia akan melanjutkan studi hukum di Universitas Harvard dengan fokus pada hukum dan hak asasi manusia internasional.
"Ketika kembali ke India, saya ingin mengeksplorasi bagaimana interaksi antarkomunitas yang berbeda dapat terjalin, serta bagaimana kita bisa beradaptasi dan melakukan perubahan agar komunitas-komunitas tersebut dapat hidup berdampingan dengan lebih harmonis," ucapnya.
Senada, Shahaan Shafi juga menyampaikan bahwa sebagai generasi muda tentu memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan dana dapat mengaktualisasikannya.
"Keterlibatan semacam ini sangat mungkin dilakukan, dan kita sebagai generasi muda memiliki kekuatan untuk mewujudkannya. Karena itu, penting untuk menggunakan kekuatan yang kita miliki untuk tujuan tersebut," katanya.
Ia juga terkesan dengan keramahan orang-orang Indonesia yang ia temui selama tiga hari ini. Pun keberagaman dan komitmen terhadap keterlibatan lintas agama juga mengesankannya.
Lebih personal lagi, ia mengaku sangat terinspirasi dengan simbol persaudaraan berupa terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.
"Hal yang secara pribadi menginspirasi saya adalah terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Katedral, simbol persaudaraan yang kuat antara dua agama," ujar pria asal Oakbrook, Illinois, Amerika Serikat itu.
"Saya percaya, ini adalah sesuatu yang dapat dipelajari oleh dunia. Pada akhirnya, penting untuk kita akui bahwa hak asasi manusia dan kebutuhan untuk bersatu adalah kunci untuk maju bersama. Kesatuan itu membutuhkan dialog lintas agama," kata calon dokter dari Universitas Georgetown, Washington DC itu.
Pertemuan itu dihadiri Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla dan Ahmad Suaedy, Wakil Sekretaris Jenderal Sidrotun Naim, Safira Mahrusah, dan Ahmad Ginanjar Sya’ban. Hadir pula Emily selaku panitia Human Fraternity dan Mohamed El Amin dari Muslim Elders Council.
Terpopuler
1
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
2
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
3
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
4
Jumlah Santri Menurun: Alarm Pudarnya Pesona Pesantren?
5
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
6
Nusron Wahid Klarifikasi soal Isu Kepemilikan Tanah, Petani Desak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria
Terkini
Lihat Semua