Daerah

Penghujat Pesantren Sidogiri Akhirnya Minta Maaf

NU Online  ·  Rabu, 11 Januari 2017 | 04:02 WIB

Jember, NU Online

Hujatan dengan kata-kata kotor di media sosial masih saja terjadi. Kali ini adalah Wisnu Bagus Prabowo. Lelaki yang beralamat di Desa/Kecamatan Arjasa, Jember, Jawa timur  itu menghujat Pondok Pesantren Sidogiri di akun FB-nya. Banyak sekali tudingan-tudingan miring yang dilontarkan Wisnu.

Tentu saja, hujatan kebencian itu membuat merah telinga santri dan alumni pondok pesantren salaf tersebut. Sempat serjadi “pertengkaran” serius di media sosial antara Wisnu dan M. Rosul Baidla’i, penasihat Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS) Jember. Dan hujatan itu pun sempat menjadi viral sebelum akhirnya diklarifikasi di darat.

Pertemuan antara Wisnu dan IASS Jember digelar di Masjid Sunan Kalijaga, Jl. Kalimantan, Jember, Senin malam (9/1). Di hadapan Ketua IASS Jember Shodiq AS, M. Rosul Baidla’i  dan sejumlah pengurus lainnya, Wisnu dituntut minta maaf dan menghapus  komentar hujatan di akun FB-nya.

Wisnu pun mengamini permintaan tersebut. Bahkan dengan ringan, ia menulis permintan maaf di sehelai kertas dan ditandatangani di atas materai. Menurutnya, ujaran kebencian itu hanya luapan dari rasa emosinya dan tidak berdasarkan fakta yang sesungguhnya. “Jadi saya mohon maaf atas semua ini,” ujarnya Wisnu.

Rosul berharap agar kasus tersebut menjadi pelajaran bagi Wisnu dan siapa pun untuk berhari-hati berkomentar di media sosial. Apalagi terkait dengan tokoh atau lembaga pesantren. Sebab, jika menyangkut tokoh, organisasi dan sebagainya, maka reaksi keras akan muncul. “Jadi, tolong hati-hati kalau ngomong,” ungkap Rosul.

Sementara itu, di tempat terpisah, Sekretaris GP Ansor Jember Kholidi Zaini berharap agar kasus tersebut merupakan yang terakhir terjadi. Sebab, ujaran kebencian di media sosial, apalagi sampai mengungkap aib tokoh atau organisasi, sungguh mempunyai efek degradasi sosial yang luas.

“Alhamdulillah kasus itu bisa diselesaikan secara damai dan cepat. Ansor tetap berkomitmen membela NU dan pesantren. Lebih-lebih pesantren NU seperti Sidogiri,” ucapnya kepada  NU Online melalui sambungan telepon seluler. (Aryudi A. Razaq)