Kepada Para Penghafal Al-Qur'an, Gus Reza: Tanamkan dalam Hati dan Wujudkan dalam Kehidupan
NU Online · Ahad, 1 Juni 2025 | 17:00 WIB
Muhammad Faizin
Penulis
Pringsewu, NU Online
Katib Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Reza Ahmad Zahid berpesan kepada para penghafal Al-Qur’an untuk dapat benar-benar mengamalkan dan mengajarkan nilai-nilai kandungan Al-Qur'an.
Baca Juga
Menjadikan Ayat Al-Quran sebagai Azimat
Hal ini disampaikannya saat memberikan mau’idzah hasanah dalam acara Khatmil Qur'an 30 Juz bil Ghaib Angkatan Ke-4 Pondok Pesantren Miftahussalam, Candi Retno, Kecamatan Pagelaran, Provinsi Lampung, Ahad (1/6/2025).
Pengasuh Pesantren Al-Mahrusiyah Lirboyo, Kediri, Jawa Timur itu mengungkapkan bahwa para penghafal Al-Qur’an adalah insan istimewa yang mendapat petunjuk dari Allah SWT. Sebab, para penghafal Al-Qur’an tidak mesti berasal dari kalangan kiai atau ustadz. Banyak penghafal Al-Qur’an yang berasal dari latar belakang yang beragam.
"Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” katanya pada kegiatan di pesantren asuhan Kiai Imam Muhyiddin ini.
Ia berharap para penghafal Al-Qur’an mampu mengamalkan nilai-nilai dalam kitab suci umat Islam itu, serta meneladani akhlak Rasulullah yang menurut Sayyidah Aisyah adalah cerminan sempurna dari isi Al-Qur’an.
Gus Reza, sapaan akrabnya, juga mengingatkan agar Al-Qur’an tidak hanya dihafal sampai di mulut dan tenggorokan saja, tetapi juga ditanamkan dalam hati, dihayati makna dan artinya, serta diwujudkan dalam kehidupan.
Menurut Gus Reza, KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU, telah mencontohkan bagaimana ayat-ayat Al-Qur’an bisa menggerakkan hati. Suatu saat Kiai Hasyim pernah mendengar santrinya membaca Surat Az-Zariyat ayat 17–18, "Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam, dan pada akhir malam mereka memohon ampunan kepada Allah."
Meski baru pulang dari kegiatan NU yang berlangsung hingga larut malam, KH Hasyim tidak langsung tidur, tetapi mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat malam sesuai kandungan ayat yang dibaca.
Gus Reza juga mengajak para penghafal Al-Qur’an untuk menjadi sosok pemersatu umat sebagaimana Al-Qur’an yang mampu menyatukan umat Islam lintas bangsa melalui bahasa Arab.
“Bahasa Arab dalam Al-Qur’an menjadi perekat seluruh umat Islam dari berbagai budaya, tradisi, dan bahasa,” tambahnya.
Tak hanya berpesan kepada para santri, Gus Reza juga mengajak para orang tua untuk memondokkan putra-putri mereka ke pesantren. Menurutnya, pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi lingkungan sekitar.
“Pesantren itu jimat. Jika ada pesantren di suatu desa, maka pesantren itulah jimatnya. Dan jika di suatu daerah banyak pesantren, maka jimatnya juga banyak, dan insyaallah akan membawa keberkahan serta keselamatan bagi seluruh masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahussalam Kiai Imam Muhyidin menyampaikan harapan besar terhadap keberlanjutan dan kemajuan pesantren yang diasuhnya. Ia mengungkapkan bahwa kurikulum yang diterapkan di Pesantren Miftahussalam mengacu pada sistem salaf. Saat ini pihaknya tengah merintis pendirian lembaga pendidikan formal berupa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di lingkungan pesantren.
“Kami berharap dukungan dari semua pihak, baik masyarakat, wali santri, maupun pemerintah. Karena pesantren ini bukan hanya tempat pendidikan agama, tapi juga tempat menanamkan akhlak dan ilmu kehidupan. Kami butuh partisipasi semua pihak agar pesantren dan sekolah yang kami rintis bisa terus berkembang,” harapnya.
Ia juga menyampaikan pesan khusus kepada para santri yang sudah berhasil menghafalkan Al-Qur’an agar senantiasa menjaga dan merawat hafalannya.
“Yang paling berat dari menghafal Al-Qur’an bukanlah saat menghafalkannya. Menghafal mungkin bisa tiga sampai empat tahun, tapi menjaganya adalah seumur hidup,” tegasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) KH Maksum Abror, Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu, serta para pengasuh pondok pesantren se-Kabupaten Pringsewu.
Terpopuler
1
Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
2
Kronologi 3 WNI Tertangkap di Gurun Pasir Hendak Masuk Makkah, 1 Orang Meninggal
3
Prof Masud Said Ungkap Peran KH Tolchah Hasan dalam Pendidikan hingga Kebangsaan
4
Alasan Tanggal 11-13 Dzulhijjah Disebut Hari Tasyrik dan Haram Berpuasa
5
Gus Yahya: Ketegasan dan Konsolidasi Internasional Kunci Wujudkan Solusi Palestina-Israel
6
7 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam RUU Sisdiknas bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Terkini
Lihat Semua