Daerah

Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Tetap Stabil Meski Harga Gabah Kering Turun

Sabtu, 12 April 2025 | 19:00 WIB

Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Tetap Stabil Meski Harga Gabah Kering Turun

Aktivitas di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Para petani, khususnya di Pulau Jawa, banyak yang mengeluhkan harga gabah kering saat ini yakni hanya Rp5.000 per kilogram dan tidak sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) yaitu Rp6.500 per kilogram yang ditetapkan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 2 Tahun 2025.


NU Online berkesempatan memantau secara langsung ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, untuk melihat harga beras yang beredar di pasar.


Pengelola Toko Beras Idolaku, Pasar Induk Beras Cipinang, Haryanto (45) menyampaikan bahwa beras yang ada di tokonya didatangkan dari Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon, Demak, Sragen, Sukoharjo, dan Cilacap.


“100 persen lokal, saat ini dominasi dari beras Jawa, beras lokal lagi bagus, tidak ada yang gagal panen,” ujar Haryanto kepada NU Online, pada Jumat (11/4/2025).


Haryanto mengungkapkan bahwa penurunan harga gabah kering di beberapa daerah tidak mempengaruhi secara signifikan harga beras yang beredar di pasar.


Harga beras kualitas medium hingga premium di Pasar Induk Beras Cipinang tetap stabil. Beras kualitas medium dihargai Rp12.000-12.500 per kilogram sedangkan beras kualitas premium dihargai Rp13.000-13.500 per kilogram.


“Kalau turun banget sih tidak karena ada patokan pemerintah ya, harga gabah di patok Rp6.500 kalau misal turun enggak mungkin di bawah Rp5.000,” ungkapnya.


“Untuk harga beras sendiri stabil, tidak ada gejolak naik atau turun, kalau sekarang tidak ada kenaikan,” tambahnya.


Ia menyampaikan bahwa kenaikan harga beras di pasar saat ini hanya Rp100-200 per kilogram dan menurutnya masih tergolong stabil.


“Beras itu kalau cuma naik Rp100 nanti turun Rp100, naik Rp200 turun Rp200, itu masih wajar karena tidak terlalu signifikan, itu bisa dikatakan stabil. Kalau kenaikan di atas Rp500per kilogram itu baru (tidak wajar), kita bisa bilang ada kenaikan,” ucapnya.


Menurutnya, sejak awal 2025 hingga saat ini harga beras yang beredar masih tergolong stabil. Ia juga menyampaikan bahwa selama 2024, tidak ada kenaikan ataupun penurunan harga.


“Tahun 2024 tidak ada gejolak harga, tidak ada kenaikan harga yang signifikan, gejolak harga itu ada di tahun 2023,” katanya.


Haryanto berharap bahwa pemerintah harus memprediksi cuaca dan stok beras dengan akurat.


“Jangan sampai prediksi meleset harusnya cukup tetapi ternyata kurang ya, jangan sampai beras habis baru beli jadi persiapannya harus matang,” katanya.


Ia menyarankan bahwa pemerintah sebaiknya memprediksi secara berkala dan membuat proyeksi prediksi jangka pendek hingga panjang.


“Prediksi jangka pendek satu bulan ke depan, jangka panjangnya satu sampai dua tahun ke depan,” ujar Haryanto.