Desa Pragaan Daya, 90 Persen Penduduknya Hidup dari Mengemis
NU Online · Sabtu, 14 Oktober 2006 | 07:03 WIB
Sumenep, NU Online
Percaya atau tidak, sebuah desa di Sumenep Madura menjadikan kegiatan mengemis sebagai mata pencaharian utama mayoritas penduduknya dan bagian dari budaya turun temurun.
Bahkan penduduk luar yang menikah dengan warga "desa pengemis" setelah bermukim di desa itu otomotis ikut menggeluti pekerjaan sebagai pengemis konvensional atau pengemis terpelajar tergantung dari latar belakang pendidikan.
<>Aktivitas mengemis yang dilakukan masyarakat di Desa Pragaan Daya, Kecamatan Pragaan, Sumenep, Madura, Jawa Timur ternyata tidak hanya dilakukan di Pulau Madura, dan sebagian Jawa Timur, tapi juga merambah ke Batam, Kalimantan, Jakarta dan bahkan ke Malaysia.
Dosen Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep, Hasan Basri mengatakan, budaya mengemis yang dilakukan masyarakat Pragaan Daya bukan hanya dilakukan oleh kaum miskin, melainkan juga orang-orang kaya untuk ukuran desa tersebut dan terpelajar. "Hampir 90 persen penduduk desa menjalankan pekerjaan sebagai pengemis," katanya.
Warga di kecamatan yang berada di wilayah barat Kabupaten Sumenep itu mayoritas penduduknya melakukan kegiatan mengemis, namun ada perbedaan antara yang terpelajar atau "modern" dengan masyarakat yang buta huruf.
"Bagi orang terpelajar, mengemisnya dengan cara membuat proposal fiktif, baik atas nama lembaga pendidikan, masjid, mushalla dan sejenisnya," kata Hasan Basri.
Sedangkan, bagi mereka yang tidak mempunyai kemampuan untuk membaca dan menulis, dilakukan dengan cara konvensional, yakni, membawa anak kecil dan meminta-minta di sejumlah tempat maupun datang ke rumah-rumah penduduk.
Para "pengemis" yang menyebarkan proposal fiktif itu, ditengarai bekerjasama dengan aparat desa setempat. Sebab, pada proposal itu juga dilengkapi tandatangan dan stempel desa. Bahkan surat jalan pun, mereka kantongi.
Jadi, sangat sulit untuk mendeteksi kebenaran dari proyek yang tertera dalam proposal tersebut, kecuali mengecek langsung ke lokasi, baik untuk tempat ibadah, sekolah dan lainnya. (ant/mkf)(bersambung)
Terpopuler
1
Niat Puasa Arafah untuk Kamis, 5 Juni 2025, Raih Keutamaan Dihapus Dosa
2
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
3
Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?
4
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
5
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
6
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
Terkini
Lihat Semua