Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
NU Online · Jumat, 6 Juni 2025 | 08:28 WIB

Katib Aam PBNU sekaligus anggota Amirulhaj KH Akhmad Said Asrori saat menyampaikan khotbah wukuf di Arafah, Kamis (5/6/2025) di tenda misi haji Indonesia. (Foto: NU Online/Patoni/MCH 2025)
Patoni
Penulis
Makkah, NU Online
Arafah menjadi titik balik bagi jamaah haji untuk berdiam diri, merenung, dan mengenali diri dan Tuhannya. Mereka ditempatkan di tenda-tenda untuk mendengarkan khotbah wukuf.
Tenda misi haji menjadi tempat disampaikannya khotbah oleh anggota Amirulhaj, KH Akhmad Said Asrori pada Kamis (5/6/2025). Dengan mengenakan kain ihram, ia menyampaikan khotbah wukuf tentang semangat persaudaraan dan kebangsaan serta hakikat wukuf di Arafah.
Kiai Akhmad Said Asrori menegaskan bahwa Arafah adalah miniatur mahsyar. Di tempat ini umat manusia berkumpul dengan pakaian yang sama, berwarna putih sebagai lambang kesucian dan kesetaraan hamba di hadapan Tuhannya.
"Pangkat tak lagi berguna. Jabatan tak lagi digdaya. Status sosial tak lagi berfaedah. Demikian pula kira-kira nanti di hari kiamat," ujar Kiai Asrori
Menurutnya, semua manusia dikumpulkan di padang Mahsyar dengan penuh harap cemas, menanti hisab amal perbuatannya. Di hari itu, lanjutnya, harta, anak, suami, istri, dan sanak saudara tak lagi mampu menjadi sandaran.
Kiai Asrori juga menjelaskan, wukuf di Arafah mengajarkan kita tentang pentingnya persaudaraan; seiman, sebangsa, dan sekemanusiaan.
"Di tempat ini, 1400-an tahun yang lalu, Nabi Muhammad mendeklarasikan persaudaraan kemanusiaan," tegasnya dengan nada semangat di mimbar.
Ia mengajak kepada jamaah haji untuk menjadikan seruan ukhuwah yang dideklarasikan Nabi pada 14 abad silam sebagai semangat yang mampu meneguhkan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Mari kita jadikan keragaman bangsa sebagai kekuatan untuk membangun Indonesia ke depan menjadi negara yang besar, maju dan sejahtera. Bangsa yang digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," ujar Kiai Akhmad Said Asrori.
Jamaah haji Indonesia telah memadati Arafah sejak Rabu (5/6/2025) siang. Mereka menempati tenda masing-masing berdasarkan syarikah tempat mereka bernaung.
Malamnya, mereka memilih beribadah di luar tenda yang sudah disediakan karpet dan rumput-rumput sintetis untuk beribadah.
Mereka lakukan aktivitas ibadah hingga subuh dan waktu dhuha. Terlihat jamaah haji banyak yang sedang shalat sunnah, berdoa, berdzikir, wirid, dan membaca Al-Qur'an.
Pemandangan khusyu tersebut bertambah sejuk dengan deretan pohon di sekitar tenda wukuf di Arafah. Selain dimanfaatkan untuk beribadah, ruang terbuka tersebut juga digunakan jamaah haji untuk menyeruput kopi pagi.
Ada juga beberapa jamaah yang tetap melaksanakan ibadah di dalam tenda. Imbauan PPIH dan pemerintah Arab Saudi, jamaah haji didorong masuk tenda ketika cuaca panas mulai datang. Tepatnya pada pukul 10.00 hingga 16.00 waktu Arab Saudi.
Jamaah juga diimbau membawa perbekalan cukup dan rutin mengonsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi. Setelah menyelesaikan wukuf di Arafah, jamaah haji akan mulai bergerak secara bertahap pada pukul 19.00 WAS untuk mabit di Muzdalifah dan Mina.
Hingga berita ini ditulis, jamaah haji Indonesia sudah dan masih antre di Muzdalifah. Mereka menunggu giliran bus yang hendak mengangkut mereka menuju Mina.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menargetkan pukul 08.00 WAS, jamaah haji Indonesia sudah terangkut semua ke Mina. Setelah sampai Mina, mereka akan melempar jumrah aqobah pada 10 Dzulhijjah 1446 atau 6 Juni 2025 kemudian tahalul awal.
Terpopuler
1
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
2
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
3
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
4
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
5
Terkait Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
6
Khutbah Jumat: Meraih Hikmah Kurban di Hari Raya Idul Adha
Terkini
Lihat Semua