Balitbang Kemenag

Pentingnya Peran Tokoh Agama dalam Penanganan Covid-19

Sab, 26 Juni 2021 | 08:00 WIB

Pentingnya Peran Tokoh Agama dalam Penanganan Covid-19

Ilustrasi: Edukasi penanganan Covid-19 oleh NU Peduli. (Foto: dok NU Online)

Peran tokoh agama dalam penanganan Covid-19 dinilai sangat penting. Dalam penanganan Covid-19 peran tokoh agama dan ormas keagamaan dapat diwujudkan dalam ikut serta menganjurkan agar masyarakat mengindahkan imbauan pemerintah untuk melaksanakan kegiatan agama di rumah saja.


Demikian hasil penelitian yang dilakukan Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagmaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama tahun 2020.

 

Survei dilakukan secara daring pada24-28 April 2020 dengan incidental sampling. Survei diikuti 18.743 responden dari 34 provinsi di Indonesia. Kebanyakan responden berasal dari Gen X (43,34%) dan Gen Milenial (36,81%). Responden umumnya (51,92%) berpendidikan sarjana dan mendapat info Covid-19 serta kebijakan/imbauan dari media sosial (56,87%).

 

Mayoritas responden mengetahui Covid-19 dan memandangnya berbahaya (87%). Mereka juga
umumnya (59,36%) merasa perlu mengikuti protokol kesehatan dan imbauan Pemerintah (termasuk fatwa/imbauan keagamaan), dan siap mematuhinya.

 

Peneliti menyebutkan, sentimen keagamaan masyarakat Indonesia masih kuat. Berdasarkan Data Pew Research Center (2018), sebut peneliti dalam laporannya, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menganggap agama memiliki peran yang besar dalam kehidupan mereka. Pemimpin dan ormas keagamaan pun memiliki peran penting dalam memberikan kesadaran tentang pentingnya kesehatan.

 

Namun demikian, menurut studi yang dilakukan Tim Peneliti Majelis Reboan (MR), ternyata masih ada masyarakat (20,89% responden) yang kurang mematuhi protokol kesehatan dan imbauan pemerintah tersebut.

 

Karena itu, penelitian merekomendasikan perlunya pendekatan dan edukasi kepada segenap kalangan umat, agar upaya pencegahan penyebaran wabah Covid-19 dapat berhasil maksimal.

 

Selain itu, pemerintah pusat dan daerah, perlu lebih optimal memberdayakan tokoh agama dan ormas keagamaan dalam upaya penanganan Covid-19. Ormas keagamaan dipandang oleh mayoritas (81,60%) responden lebih efektif menyampaikan pesan dan imbauan kepada umat dengan bahasa dan cara mereka.


Tokoh/pemuka agama dan ormas keagamaan agar lebih mengoptimalkan perannya membimbing umat di saat kondisi pandemi ini. Penelitian mengungkapkan banyak responden (32,34%) mengikuti acara keagamaan secara daring/online untuk memenuhi kebutuhan rohaninya. Tokoh agama, guru dan penyuluh agama dapat menyediakan layanan online conselling untuk mendampingi dan menjawab kegundahan umat dalam beragama di tengah wabah
ini.

 

Umat beragama agar menjaga diri dan keluarga dari ancaman Covid-19, dengan tetap di rumah, dan tetap beribadat di rumah. Secara otodidak belajar agama baik dari buku maupun pengajian online yang kini mudah ditemukan di ranah maya. Jika ragu dan memerlukan bimbingan, agar tak segan bertanya atau berkonsultasi kepada pemuka/guru agamanya.

 

Penanganan wabah Covid-19 merupakan tanggung jawab bersama. Pembatasan ibadat di rumah ibadat bukanlah mengurangi hak beribadat, melainkan satu ikhtiar untuk mengantisipasi terpapar virus corona.

 

Salah satu tujuan beragama adalah menjaga jiwa. Karena itu, lanjut peneliti, menyesuaikan cara/praktik beragama di masa pandemi demi menjaga jiwa adalah juga penegakan tujuan beragama.

 

Penulis: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori