Wawancara

Ngaji Pengelolaan Sampah

Jum, 1 Maret 2019 | 00:00 WIB

Salah satu yang kegiatan produktif yang mengiringi Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nadhlatul Ulama 2019 ialah ngaji pengelolaan sampah oleh Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan iklim Nadhlatul Ulama (LPBINU).

LPBINU yang saat ini dipimpin M. Ali Yusuf memang telah melakukan pengelolaan sampah hingga ke berbagai daerah. Bahkan, lembaga yang berhasil didirikan, Bank Sampah Nusantara mampu mengubah sampah menjadi berkah.

Berkah tersebut ialah kerajinan berbahan sampah yang mempunyai nilai jual tinggi. Perhatian sampah yang dilakukan NU membawa persoalan krusial ini dalam salah satu pembahasan penting di Munas dan Konbes yang berlangsung di Pesantren Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, bahaya sampah plastik hingga hukum membuang sampah sembarangan.

Pengelolaan sampah yang terbilang sudah mapan langsung dipraktikkan pada arena Munas NU yang berlangsung pada 27 Februari-1 Maret 2019 itu. LPBINU menerjunkan Tim Bebas Sampah yang menyemut di Munas NU.

Atas jasa pasukan semut tersebut, perhalatan yang mengangkat tema besar Memperkuat Ukhuwah Wathoniyah untuk Kedaulatan Rakyat tersebut bebas dari sampah. Tim ini terdiri dari santri, pelajar, dan relawan.

Jurnalis NU Online, Fathoni Ahmad berkesempatan berbincang dengan salah seorang relawan bernama Bara Sadera, Selasa (27/2) di tengah dirinya mengkoordinasi para tim bebas sampah:

Bagaimana awalnya Tim Bebas Sampah ini terbentuk?

Dalam setiap perhelatan besar, sudah pasti sampah akan menumpuk, bahkan volumenya sangat besar. Untuk menjaga agar lingkungan kegiatan tetap bersih, kami menerjunkan pasukan semut ini.

Tim bebas sampah ini disebar di berapa lokasi?

Di lokasi-lokasi krusial dan strategis seperti lingkungan pesantren secara umum, lokasi pembukaan, lokasi NU Expo, Bazar, pasar rakyat, dan lain-lain. Agar memahami tugas dengan baik, mereka kami briefing terlebih dahulu.

Seperti apa tugas mereka di lapangan?

Mereka kami bagi menjadi beberapa divisi berdasarkan jenis sampah. Ada kelompok yang khusus mengumpukan sampah plastik, kertas, kardus, sampah elektronik, aqua gelas, dan botol aqua.

Tujuan kami agar sampah-sampah tersebut secara otomatis terkelola dengan baik. Makanya sedari awal kita sortir.

Bagaimana koordinasi di lapangan?

Koordinator dan relawan tetap mendampingi tim bebas sampah. Memberikan arahan bagi mereka saat berada di lapangan.

Walau bagaimana pun, kesigapan dalam mengambil sampah diperlukan untuk menghindari penumpukan sehingga akan memudahkan mereka sendiri dalam menggarap kebersihan lokasi Munas. (*)