Jakarta, NU Online
Bukan hanya menolong pasien yang menderita sakit akibat gempa dan badai tsunami, tim kesehatan PBNU yang hampir satu bulan melakukan pertolongan medis di sekitar Banda Aceh juga melakukan sunatan (khitan) kepada anak-anak korban di tenda-tenda pengungsian.
"Kami melakukan ini (khitanan-red) sambil memberikan pertolongan medis di tenda-tenda pengungsi yang relatif kecil dan jarang dikunjungi tim medis, mereka rata-rata pengungsi yang tidak terdata," ungkap salah seorang relawan tim kesehatan PBNU, Lily Sholihah via telpon kepada NU Online, Senin (31/1).
<>Menurut Lily, hingga kini selama seminggu terakhir sudah ratusan anak yang dikhitan di sekitar Bireun, LhokShumawe, Lhoksukon, daerah Simpang Tiga dan di sekitar Aceh Besar. Sedangkan pengungsi yang telah ditangani selama seminggu ini, kata lily sudah mendekati angka 500-an pasien. "Di Bireun sekitar 290 orang, Lhoksumawe 156 orang, Simpangtiga 80 orang, Aceh Besar 165 orang, dan saat ini kita masih terus bergerak ke daerah-daerah yang belum dikunjungi tim medis.
"Tak jarang kami harus masuk ke daerah-daerah pedalaman yang masih banyak dijumpai tentara GAM dan terjadi baku tembak dengan TNI, kondisi ini sering kami temui. Bahkan kami pernah di berhentikan oleh tentara GAM dalam menjalankan misi pertolongan, namun ketika kami beritahukan kalau kami dari PBNU, kami di persilahkan meneruskan perjalanan," ungkap Lily yang mengaku selama keliling memberikan pelayanan kesehatan kepada pengungsi tidak mendapatkan pengawalan dari pihak keamanan.
Pernah suatu ketika kami panik saat terdengar serentetan tembakan, tidak jauh dari tempat pengungsi. Kamp pengusi di Malahayati terletak di lereng bukit."Saat itu kami sedang memberikan pengobatan kepada pengungsi Malahayati, Lamreh, Krueng Raya. Tembakan itu berasal dari kontak senjata antara Tentara Nasional Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka di Nanggroe Aceh Darussalam," papar asisten Rozy Munir ini.
Menurut para pengungsi, seperti diceritakan Lily asal tembakan tidak jauh dari kamp pengungsi. Bahkan, para pengungsi sempat melihat beberapa laki-laki bersenjata. Para pengungsi mengatakan, baku tembak ini bukannya yang pertama. Sebelumnya para pengungsi juga sudah mendengar insiden ini. Dikatakan Lily seperti diakui para pengungsi, GAM seringkali turun ke kamp pengungsi untuk mengganggu pengungsi.
Ditambahkan Lily, saat ini stok logistik yang dimiliki PBNU baik untuk obat-obatan maupun makanan masih cukup memadai. Di posko Kuta Alam, Banda Aceh tempat Posko PBNU berkantor masih terdapat makanan seperti Mie, Beras, Kurma yang masih menunggu distribusi. Masih ada juga sarung, pakaian sholat dan baju layak pakai. Sedangkan stok obat-obatan untuk tim kesehatan masih cukup untuk waktu sepuluh hari. "Kami masih akan terus berkeliling dengan mobil PBNU dan Ambulans dari Organisasi Islam Inggris (Islamic Charity ) yang sudah mulai beroperasi," kata Lily.
Sedangkan para dokter yang bertugas hampir seminggu akan segera diganti. Mereka antara lain, Dr. Dedi, Dr. Mondatri, Dr. Cifi Munir, Dr. Nurahman dan Asisten perbekalan Posko Kesehatan Lily Sholihah. "Kami sudah sejak seminggu dan kebetulan sejak 27 Januari kemarin sudah datang para pengganti kita yang dipimpin langsung oleh ketua PBNU Rozy Munir, Dr. Syahrizal, Dr. Bina Suhendra dan beberapa Dokter dari LS Mabarot," demikian papar Lily yang mengaku esok kembali ke Jakarta. (cih)
Â
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
2
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
3
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
4
Nota Diplomatik Arab Saudi Catat Sejumlah Kesalahan Penyelenggaraan Haji Indonesia, Ini Respons Dirjen PHU Kemenag
5
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
6
PBNU Desak Penghentian Perang Iran-Israel, Dukung Diplomasi dan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua