PBNU Desak Penghentian Perang Iran-Israel, Dukung Diplomasi dan Gencatan Senjata
NU Online · Sabtu, 21 Juni 2025 | 09:45 WIB
M Fathur Rohman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyerukan penghentian segera atas perang antara Iran dan Israel yang belakangan terus memanas.
PBNU mengutuk serangan unilateral Israel terhadap Iran dan mendorong seluruh pihak untuk menempuh jalur diplomasi demi menjaga perdamaian dan kemanusiaan global.
Sikap ini disampaikan PBNU dalam Surat Pernyataan resmi bernomor 4021/PB.03/A.II.07.68/99/06/2025, tertanggal 20 Juni 2025 M/24 Dzulhijjah 1446 H, yang ditandatangani Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Sekretaris Jenderal H Saifullah Yusuf.
Baca Juga
Manuver Gus Dur Mengimbangi Israel
"Eskalasi konflik militer yang dipicu serangan unilateral Israel atas Iran telah menimbulkan korban kemanusiaan yang besar dan berpotensi mengundang keterlibatan pihak-pihak lain, termasuk negara-negara besar,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
PBNU mengakui hak Iran sebagai negara berdaulat untuk mempertahankan diri, namun pada saat yang sama menyatakan keprihatinan mendalam atas jatuhnya korban sipil dan dampak global yang mungkin ditimbulkan.
PBNU juga meminta semua pihak mengupayakan de-eskalasi konflik serta mendesak dilakukan gencatan senjata secepat mungkin.
Selain itu, PBNU mendorong Pemerintah Republik Indonesia untuk mengambil langkah-langkah politik internasional guna mendorong penyelesaian damai, serta menyerukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar segera bertindak sebagai otoritas pemelihara perdamaian global dalam menghadapi rangkaian konflik bersenjata yang terjadi di berbagai kawasan, termasuk Iran-Israel, Rusia-Ukraina, dan Pakistan-India.
PBNU juga mengajak warga Nahdlatul Ulama, umat Islam, bangsa Indonesia, dan seluruh umat manusia dari berbagai agama dan bangsa untuk memperkuat doa demi keselamatan peradaban dan tegaknya nilai-nilai kemanusiaan.
Sikap ini telah ditegaskan sebelumnya oleh Gus Yahya saat menerima kunjungan Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (20/6/2025) kemarin.
Dalam pertemuan itu, Gus Yahya menegaskan bahwa PBNU memahami posisi Iran yang sedang berada dalam tekanan militer, namun ia tetap mendorong agar penyelesaian dilakukan secara diplomatik.
“Kami memahami hak Iran untuk membela diri. Namun PBNU berdiri pada prinsip bahwa segala konflik harus diselesaikan melalui jalan damai demi menyelamatkan peradaban manusia,” ujar Gus Yahya.
Menanggapi hal itu, Duta Besar Iran Boroujerdi menyampaikan terima kasih atas dukungan PBNU terhadap perdamaian dan kemanusiaan.
Ia menegaskan bahwa Iran tidak ingin memperluas konflik dan mengajak negara lain untuk ikut serta dalam perang.
“Kami tidak ingin melibatkan pihak manapun. Kami tidak mengajak negara mana pun untuk terlibat dalam perang ini. Tapi kami punya hak untuk membela diri,” ujar Mohammad Boroujerdi.
Ia juga menyampaikan bahwa dukungan G7 terhadap Israel dinilai tidak adil, dan justru memperbesar ketegangan global.
Karena itu, Iran memandang penting dukungan moral dari kekuatan sipil dunia, termasuk dari ormas Islam seperti PBNU.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
4
Kontroversi MAN 1 Tegal: Keluarkan Siswi Juara Renang dari Sekolah
5
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
6
Ekologi vs Ekstraksi: Beberapa Putusan Munas NU untuk Lindungi Alam
Terkini
Lihat Semua