Langkah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur untuk memberhentikan Dr H Ali Maschan Moesa, Msi dari jabatan Ketua PWNU Jawa Timur sudah bersifat final. Namun upaya untuk melakukan sosialisasi ke jajaran di bawah dan juga kepada masyarakat masih terus dilakukan.
Seperti yang tampak dalam ruang rapat PWNU pada Sabtu (19/4). PWNU mengundang seluruh Rais dan Ketua PCNU yang berada di wilayah kerjanya.<>
Dari 44 PCNU yang ada, hadir 32 dan 1 izin. Masing-masing pasangan Syuriyah dan tanfidziyah. Sementara dari jajaran PWNU, baik Syuriyah maupun tanfidziyah, hampir semuanya hadir. Rapat dipimpin langsung oleh Rais Syuriyah KH Miftachul Akhyar.
“Ini adalah rapat sosialisasi kepada cabang, bukan konsultasi,” kata H Jono, wakil sektretris yang membuka acara. Para pengurus cabang pun memaklumi sehingga tidak ada tanya jawab.
Memang, agenda dari rapat siang kemarin adalah sosialisasi tentang pemberhentian Ali Maschan. Agar semua menjadi paham, seluruh kronologis pemecetan dibacakan dalam forum. Termasuk berapa kali diadakan pertemuan, di mana saja, dihadiri siapa saja dan isinya apa saja. Juga aturan mana yang dilanggar, pasal-pasal yang digunakan untuk pemberhentian, dan kenapa PWNU secara lembaga sampai mengambil keputusan seperti itu. Tak lupa, kepada siapa saja sebelumnya PWNU telah berkonsultasi.
Kronologis itu dibacakan secara bergantian oleh para pengurus NU, sesuai keterlibatannya dalam suatu pertemuan. Dimulai dengan H Abdy Manaf (wakil ketua) yang disebut sebagai ketua tim 11 yang mulanya hendak memotori majunya Pak Ali.
Disusul KH Syafruddin (wakil katib) yang mengikuti rapat Syuriyah lengkap pertama, KH Abdullah Syamsul Arifin (wakil katib) yang mengikuti rapat gabungan Syuriyah-tanfidziyah yang memanas itu. Ia juga ikut mendampingi ketika PWNU konsultasi pada PBNU di Jakarta.
Disusul KH Abdurrahman Navis (wakil katib) yang ikut mendampingi beberapa pengurus melapor kepada Rais Aam PBNU. Dan terakhir disampaikan oleh Rais Syuriyah KH Miftachul Akhyar sendiri yang memperjelas semuanya.
Dalam kesempatan itu Kiai Miftah menyampaikan keluh kesahnya atas pemberitaan media yang cenderung menyesatkan. “Sebenarnya Syuriyah sudah melakukan semuanya, tapi koran tidak mendukung,” tuturnya. Agar persoalan menjadi jelas, kadang ia sampai memanggil wartawan yang menulis beritanya untuk ditegur.
Rupanya keluhan atas kesalahan pemberitaan dalam polemik Ali Maschan tidak hanya dikeluhkan Kiai Miftah. Beberapa hari sebelumnya juga dirasakan pengurus yang lain. Ketika PWNU sudah memutuskan pemberhentian Ali Maschan, ternyata ada seorang wakil sekjen PBNU yang menyatakan hal itu belum final dan PBNU akan mengevaluasi lagi. Padahal Rais Aam dan Ketua Umum sudah menyerahkan sepenuhnya persoalan itu ke Jawa Timur.
Ketika wakil sekjen itu ditegur dari Surabaya, ia mengaku tidak menyatakan seperti itu. “Wartawannya yang keliru,” kata orang itu, seperti yang disampaikan KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali) kepada wartawan.
Dalam kesempatan pertemuan dengan PCNU se-Jawa Timur itu, Ketua PWNU yang baru, KH Hasan Mutawakkil Alallah, SH, MM, diminta memberikan sambutan, sekaligus perkenalan kepada cabang-cabang. Dalam sambutannya Kiai Mutawakkil lebih banyak meminta dukungan dari Syuriyah dan kerja sama yang baik dari tanfidziyah.
Ia menyampaikan keinginan, agar bila ditemukan kesalahan mengambil langkah, ditegur. Dan, andai cabang-cabang menghendaki dirinya mundur, tidak usah dilakukan mosi tidak percaya, MLB ataupun sejenisnya, cukup disampaikan saja, ia akan dengan lapang dada mengundurkan diri. “Yang penting kita solidkan dulu NU ini,” tutur Kiai Mutawakkil.
PWNU Jawa Timur saat ini memang tengah gencar memberesi persoalan itu. Meski di PWNU permasalahan sudah sangat jelas, namun akibat pemberitaan yang salah, membuat banyak warga masyarakat menjadi bingung. Karena itulah sosialisasi terus digalakkan.
Seminggu sebelumnya PWNU juga telah mengundang seluruh anggota pleno. Terdiri dari seluruh anggota pengurus Syuriyah dengan mustasyar dan a’wan, serta tanfidziyah lengkap dengan lembaga, lajnah dan banomnya. Sosialisasi kala itu mendapatkan sambutan yang sangat baik. Bahkan tiga orang yang mengajukan usul menyampaikan dukungannya secara terbuka atas keputusan itu. (sbh)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
3
Cerita Pasangan Gen Z Mantap Akhiri Lajang melalui Program Nikah Massal
4
3 Pesan Penting bagi Pengamal Ratib Al-Haddad
5
Asap sebagai Tanda Kiamat dalam Hadits: Apakah Maksudnya Nuklir?
6
Mimpi Lamaran, Menikah, dan Bercerai: Apa Artinya?
Terkini
Lihat Semua