Kuala Lumpur, NU Online
Pelaksanaan Halaqah dan Temu Visi Generasi Muda NU di Luar Negeri yang diadakan oleh Nahdlatul Ulama Cabang Istimewa Malaysia (NUCIM) di Kuala Lumpur 15-17 Agustus berjalan sukses dan menghasilkan beberapa rekomendasi meliputi bidang politik, pendidikan dan ekonomi yang akan di bawa ke Muktamar NU nanti.
Mengenai rekomendasi politik PCI meminta kejelasan tentang sikap NU terhadap partai politik. Dalam argumentasi yang berlangsung selama perumusan, beberapa PCI NU melontarkan sikap perlunya menformulasi ulang terhadap PKB yang menfasilitasi politik NU.
<>Eddiyanto Ketua PCI NU Inggris yang baru saja terpilih mengungkapkan “PBNU juga harus melihat kader-kader NU yang berada di beberapa partai yang bukan PKB, karena mereka bisa jadi dapat memperjuangkan kepentingan politik NU.Walaupun demikian, PKB sebagai institusi partai politik tetap menjadi tumpuan untuk menyalurkan kepentingan politik NU. Tetapi harus jelas formulasinya” ujar mahasiswa S-3 Kimia Teknik Universitas Birmingham United Kingdom ini.
Lain halnya dengan Ir. A. Fuad Abdul Wahab ketua Tanfidziyah NU Arab Saudi, “Sebenarnya PKB dan NU itu tidak ada masalah, yang bermasalah itukan orangnya. Kami yang ada di luar negeri nggak ada masalah tentang hubungan antara PKB dan NU. ungkapnya.
Dalam masalah pendidikan PCI NU siap menjadi pelopor terhadap berdirinya Universitas Nahdlatul Ulama. Hal ini nampak dari suasana sidang rumusan yang menunjukkan hasrat semangat dari masing-masing PCI NU Luar Negeri. Kunrat Wirasubrata SE, MBA. Sekretaris NU Zona Timur Tengah menawarkan beberapa alternatif, diantaranya menjadikan NU sebagai fasilitator penyelenggaraan pendidikan dari beberapa universitas luar negeri yang bagus.
“Jadi NU bisa jadi cabang dari Universitas tersebut. banyak kawan-kawan NU yang ada di luar negeri yang bisa menjembatani kerjasama antara PBNU dan beberapa Universitas di luar negeri. Ini secara bertahap nantinya diharap akan menjadi Universitas Nahdlatul Ulama.” Ujar salah satu pejabat di IDB Jeddah ini.
Lebih lanjut keinginan NU Luar Negeri ini berhujung dengan rencana pembentukan tim pelopor berdirinya Universitas Nahdlatul Ulama yang di bentuk oleh NU Luar Negeri.
Pada perumusan bidang ekonomi, PCI NU Luar Negeri merekomendasikan pembentukan IKM (Investor Kecil dan Menengah) yang di peruntukkan untuk UKM (Usaha Kecil dan Menengah), ini mewadahi terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat NU yang memang berbasis UKM.
Di samping itu, PCI NU Luar Negeri menghendaki pembentukan jaringan ekonomi yang menginventarisir pengusaha NU yang akan memaksimalkan pemberdayaan ekonomi masyarakat NU. Ir. A. Fuad Abdul Wahab selaku ketua PCI NU Arab Saudi mengharap penekanan bidang ekonomi ini segera di realisasikan. “Ekonomi itu harus di realisasikan tidak sekedar di teorikan, bagaimana kita segera bangkit dan berusaha untuk segera mengentaskan permasalahan ekonomi warga NU” ungkapnya
Halaqah yang diadakan di Hotel Brisdale Kuala Lumpur ini berlangsung selama tiga hari. Mulai tanggal 15 sampai 17 Agustus 2004. kegiatan di mulai dengan pengajian umum bersama warga NU di Malaysia yang di hadiri oleh KH. Hasyim Muzadi dan KH. Fawaid As’ad.
Berikutnya pada keesokan harinya adalah pembukaan Halaqah dan Temu Visi Generasi Muda NU di Luar Negeri yang di buka oleh Duta Besar RI di Kuala Lumpur Drs. KPH. Rusdihardjo, SH. sebagaimana dilaporkan ketua panitia pelaksana Thoriqul Haq, halaqah ini di ikuti oleh Pengurus Cabang Istimewa dan empat organisasi pemuda yang berafiliasi ke NU. Diantaranya NU Arab Saudi, Mesir, Inggris, zona Timur Tengah dan Malaysia sebagai tuan rumah. Sedangkan organisasi pemuda diikuti oleh PMII yang di hadiri oleh A. Malik Haramain ketua PB PMII, kemudian IPNU, IPPNU dan GP Ansor.
Setelah acara pembukaan kegiatan di lanjutkan dengan seminar “Menuju Kosmopolitanisme Islam; Menggagas Paradigma Baru Islam Kontemporer”. Sebagai Narasumber seminar ini adalah Prof. Dr. Faisal Usman dari Universiti Kebangsaan Malaysia dan Drs. KH. Musta’in Syafi’i, MA. Seminar ini menghadirkan KH. Hasyim Muzadi sebagai key note speaker yang mengusung tentang inklusivitas Islam.
Halaqah ini merupakan kegiatan sambungan dari beberapa pertemuan NU di Luar Negeri yang sebelumnya telah di laksanakan di Arab Saudi dan Mesir. Rohmat Sarman SE, MSi. sebagai Settering Commite mengungkapkan “pertemuan PCI NU Luar Negeri ini merupakan agenda dari pertemuan sebelumnya di Mekkah, beberapa pembahasan yang menyangkut ijtihad politik, ekonomi dan pendidikan, akan dirumuskan dan akan direkomendasikan pada muktamar NU di Solo nanti.
Menurut kami ini
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Pentingnya Kelola Keinginan dengan Ukur Kemampuan demi Kebahagiaan
Terkini
Lihat Semua