Warta

Pendidikan Islam di Indonesia dan Eropa Miliki Perbedaan Fundamental

Sen, 31 Januari 2005 | 01:11 WIB

Oxford, NU Online
Terdapat perbedaan fundamental antara studi Islam di Indonesia dan di Eropa yang sudah berjalan sangat lama sesuai dengan karakteristik dari kedua wilayah tersebut. Pandangan tersebut dikemukakan oleh  Johan Meuleman dalam diskusi dengan para kyai muda NU dalam kunjungannya di Oxford Centre for Islamic Studies beberapa hari yang lalu.

Meuleman yang pernah mengajar di Universitas Islam Negeri (UIN)  Syarif Hidayatullah Jakarta menjelaskan bahwa komunitas muslim sudah lama berada di Indonesia dan merupakan populasi mayoritas.

<>

“Pendidikan agama Islam di Indonesia ditujukan untuk menjaga dan mengajarkan agama Islam dalam berbagai aspek ritual, doktrinal, sosial, dan kultural. Pesantren, untuk waktu yang lama telah menjadi institusi utama untuk tujuan ini. Walaupun dunia pesantren telah dipengaruhi berbagai tingkat modernisasi dan perubahan, pengaruhnya pada tradisi pendidikan dan sosial masih cukup kuat,” tandasnya.

Islam sebagai sebuah kajian ilmiah, daripada sebagai sebuah tradisi, baru dapat ditemukan di perguruan tinggi, dalam hal ini khususnya di IAIN atau perguruan tinggi Islam lainnya.

Di Eropa, Islam dipelajari sebagai sebuah obyek ilmiah oleh orang non muslim untuk tujuan ilmiah, komersial, politik, dan misionaris. Studi Islam ini telah berkembang pada abad pertengahan sejak ada interaksi antara muslim dan orang Eropa.

“Namun demikian pertumbuhan komunitas muslim saat ini di di Eropa Barat dan Tengah telah menimbulkan bentuk institusi pendidikan Islam baru. Bentuk tersebut berbeda antar negara Eropa dengan berbagai faktornya,” tambahnya.

Perkembangan baru tersebut juga untuk memenuhi kebutuhan dari orang tua muslim pada pendidikan agama bagi anaknya dan juga kebutuhan untuk mendidik para imam masjid dan pemimpin agama lainnya akibat meningkatnya jumlah penduduk muslim.

Para muslim tersebut merupakan imigran dari negera-negara Asia dan Afrika seperti Pakistan, India, Tunisia, Marokko dan lainnya. Dibeberapa kota di Inggris mereka bahkan telah menjadi penduduk mayoritas dan terdapat beberapa sekolah negeri yang siswanya seluruhnya muslim.

Pertumbuhan tersebut telah menimbulkan banyak  perdebatan disejumlah negara tersebut. Dalam hal ini umat Islam di Inggris cukup bisa diterima dan dihargai sebagai bagian dari masyarakat. Terdapat beberapa sekolah Islam yang saat ini sudah berstatus sekolah negeri dan mendapat bantuan dari pemerintah sepenuhnya.

Namun demikian, beberapa komunitas muslim di negara Eropa seperti Perancis masih menemui kendala. Para wanita muslim yang bersekolah di negeri tersebut diharuskan melepaskan jilbabnya ketika belajar di sekolah negeri.(mkf)