Warta

Menag Berharap ICIS III Wujudkan Pencerahan Islam

NU Online  ·  Rabu, 30 Juli 2008 | 23:18 WIB

Jakarta, NU Online
Konferensi Ulama dan Cendekiawan Muslim se-Dunia atau International Conference of Islamic Scholars (ICIS) III memiliki nilai yang penting baik dalam perspektif kerjasama dunia Islam maupun pembangunan peradaban dunia yang damai dan bebas konflik.

"Kami berharap forum ini memberikan pencerahan umat Islam," kata Menteri Agama Maftuh disela jamuan makan malam dengan peserta ICIS III di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu malam (30/7).<>

Ia menyatakan bahwa tantangan global yang dihadapi bangsa-bangsa di dunia dewasa ini mengharuskan perlunya dibangun paradigma dan pendekatan baru penyelesaian berbagai isu yang berkembang saat ini.

"Isu politik, ekonomi, sosial dan konflik kemanusiaan yang masih terjadi di berbagai belahan dunia seperti di Palestina, Irak, Kashmir dan lain-lain," katanya.

Paradigma baru yang dimaksud, kata Maftuh, adalah menempatkan peran agama dan moral dalam pemecahan setiap masalah. Hal ini sekaligus memposisikan peran para pemimpin dan intelektual sebagai kekuatan moral masyarakat.

"Dengan semangat mengedepankan pendekatan agama dan moral yang mengisi ranah publik maka toleransi, keadilan, perdamaian dan kesejahteraan yang menjadi suara nurani umat manusia pasti akan terwujud," kata mantan Duta Besar RI di Arab Saudi ini.

Dalam kaitan ini lanjutnya, para cendekiawan dan para intelektual muslim memiliki tanggung jawab moral dan misi dakwah untuk membangun tatanan kehidupan yang dicita-citakan oleh seluruh umat manusia.

"Untuk itulah saya memandang pertemuan International Conference of Islamic Scholars ini memiliki arti penting dan strategis, baik dari sisi kerjasama dunia islam maupun dari sisi pembangunan peradaban kemanusiaan," ucap Maftuh.

Menurutnya, para cendekiawan dan para intelektual muslim yang dalam Alquran disebut "ulul albab" dituntut untuk bisa membangun misi dan program bersama yang akan kita sumbangkan kepada masyarakat dunia.

"Harapan saya, semoga pertemuan ini melahirkan formulasi-formulasi baru yang akan kita sumbangkan bagi perdamaian dunia dan masa depan umat manusia," demikian Menag Maftuh Basyuni. (dpg/nur)