Hasyim : Parpol yang Ada Sudah Cukup Mengakomodasi di NAD
NU Online · Rabu, 27 Juli 2005 | 10:18 WIB
Jakarta, NU Online
Para tokoh agama dan nasionalis yang tergabung dalam Gerakan Moral Nasional menyatakan ketidaksetujuannya dengan rencana pendirian partai lokal di NAD sesuai hasil informal meeting antara pemerintah RI dan GAM. Pendirian partai lokal tersebut ditakutkan menjadi embrio dari upaya disintegrasi.
“Saya kira parpol yang ada sudah cukup mengakomodasi sehingga dengan demikian tidak ada hal yang merugikan mereka sebagai WNI. Kalau sudah diberi keluasan kemudian masih juga partai lokal, yang kita khawatirkan ini dapat menjadi embrio disintegrasi ketika kontrol lemah,” tandas Hasyim yang turut dihadiri oleh Kardinar Darmaatmaja (Katolik) dan Andreas Yewangoe (Protestan) di Gd. PBNU (27/7).
<>Kemungkinan ini dinilai Hasyim sangat besar karena sistem otonomi yang ada dan keterbatasan pemerintah dalam memberikan kesejahteran material maupun spiritual sehingga kalau berpacu bisa kalah.
“Apa jaminannya kalau pemerintah memiliki daya pacu yang lebih daripada orang yang tinggal setempat. Yang kita inginkan adalah sistem nasional khususnya dalam politik ini terintegrasi. Ini peringatan dan kekhawatiran kita,” tegasnya.
Proses menuju disintegrasi tersebut dapat terus berjalan dalam periode waktu yang panjang sementara pemerintah berumur pendek, hanya sekitar lima tahunan. Dalam jangka panjang ada kemungkinan mereka bisa berhasil melakukan hal tersebut.
“Perlu mencermati, mewaspadai point-point atau item-item yang langsung atau tidak langsung dapat digunakan dikemudian hari dalam proses untuk mengganggu atau merubah negara kesatuan republik Indonesia,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Mahasiswa Al Hikam Malang tersebut juga mengingatkan jika perjanjian tersebut memang perlu persetujuan dari DPR, maka harus dilakukan melalui prosedur yang semestinya.
Hasyim juga mengingatkan agar dihindari proses internasionalisasi Aceh. “Dalam pengalamannya selama ini, tak pernah ada internasionalisasi yang menyelesaikan masalah, tapi menambah masalah itu. Internasionalisasi ini maksudnya menggantungkan penyelesaian dari dunia internasional,” paparnya.(mkf)
Terpopuler
1
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
2
3 Pesan Penting bagi Pengamal Ratib Al-Haddad
3
Mimpi Lamaran, Menikah, dan Bercerai: Apa Artinya?
4
Mahfud MD Ungkap Ketimpangan Struktural Indonesia
5
Gus Yahya: Di Tengah Ketidakpastian Global, Indonesia Harus Bertahan dan Berkontribusi bagi Dunia
6
Tak Bisa Dipisahkan, Mahfud MD: Hukum yang Baik Lahir dari Politik yang Bagus
Terkini
Lihat Semua