Warta

Gus Mus: Keindonesiaan NU Sudah Mendarahdaging

NU Online  ·  Jumat, 16 Oktober 2009 | 08:24 WIB

Jakarta, NU Online
Keindonesiaan Nahdlatul Ulama (NU) tidak hanya dalam wacana, tetapi telah mendarah daging. Pada awal kemerdekaan beberapa pondok pesantren, termasuk pesantren Tebuireng Jombang menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum mengaji.

Demikian disampaikan KH A. Musthofa Bisri (Gus Mus) dalam diskusi buku Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa karya As’ad Said Ali di sela acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Asosiasi Perguruan Tinggi NU (APTINU) di Hotel Treva Internasional Jakarta, Jum’at (16/10). As’ad Said Ali, penulis buku ini juga hadir beserta Mantan Ketua Umum GP Ansor Slamet Effendi Yusuf.<>

Menurut Gus Mus, waktu itu Lagu Indonesia diterjemahkan dalam bahasa Arab dan kemudian dinyanyikan oleh para santri sebelum mengaji. Para kiai senantiasa mengajarkan kepada santrinya mengenai pentingnya nasionalisme Indonesia.

NU juga sangat gigih membela dasar negara Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pancasila dan keutuhan NKRI sering dibahas dalam berbagai forum-forum NU.

“Dukungan NU terhadap Pancasila dan NKRI bahkan bisa melebihi pemerintah. Sekarang pada saat orang sudah tidak bicara lagi Pancasila, NU tetap selalu membela Pancasila,” kata Gus Mus.

“Saking setianya NU pada Pancasila, kelemahan orang ini gampang sekali manut (mengikuti ajakan orang) ketika dikatakan ada yang sedang mengancam Pancasila,” tambahnya. (nam)