Bentuk Pakta Keamanan Amerika Serikat-Singapura Dipertanyakan
NU Online · Jumat, 20 Agustus 2004 | 03:34 WIB
Jakarta, NU Online
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Bernard Kent Sondakh menegaskan, pihaknya akan mempertanyakan bentuk pakta keamanan yang akan dibentuk oleh Amerika Serikat dan Singapura.
"Tanggal 25 Agustus ini saya akan bertemu dengan Panglima Pasifik Amerika Serikat. Dalam kesempatan itu saya akan tanyakan apa sebenarnya isi dari pakta keamanan yang akan dibuat antara AS dan Singapura," tutur Bernard Kent Sondakh, seusai serah terima jabatan Panglima Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) dari Laksamana Muda Djoko Agoes Hanoeng kepada Laksamana Pertama Muryono di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (19/8).
<>Keterangan tersebut disampaikan Sondakh sehubungan dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Keamanan dan Pertahanan Singapura Tony Tan yang disampaikan kepada media massa Selasa lalu. Sehari sebelumnya Presiden Amerika Serikat (AS) George Walker Bush memutuskan penarikan dan perelokasian sekitar 70.000 anggota pasukan AS di Asia dan Eropa.
Menurut Tony Tan, Singapura akan memperdalam kerja sama dan hubungannya dengan AS dalam hal keamanan. Namun, ia belum bersedia menjelaskan jenis kerja sama atau pakta keamanan yang akan dibentuk.
Tan yang juga dipercaya sebagai Deputi Perdana Menteri (PM) Singapura hanya mengatakan, hingga kini kedua pihak masih pada tahap membicarakan kerangka kerja sama keamanan yang strategis.
Tan mengatakan, Singapura dengan tegas mendukung kehadiran militer AS di seluruh pelosok dunia, termasuk di Singapura. "Kami yakin kehadiran militer AS di Asia Tenggara akan membantu stabilitas kawasan," katanya.
Singapura yang dikenal sebagai sekutu dekat AS di kawasan Asia Tenggara selalu menjadi tempat singgah bagi kapal dan pesawat AS secara reguler. Hal itu terkait dengan rencana pembangunan Pangkalan Angkatan Laut Changi, Singapura.
Dukungan Singapura kepada AS diperkuat dengan keputusannya mengirim pesawat tempur dan pelatihan pasukan polisi untuk membantu pembangunan kembali Irak. AS menempatkan sekitar 50 ribu tentara di Jepang dan 37 ribu personel di Korea Selatan untuk menandingi kekuatan militer Korea Utara yang dikenal besar dan solid.
Ada Malsindo
Menurut Sondakh, sebenarnya sudah ada kerja sama patroli bersama antara Malaysia, Singapura, dan Indonesia (Malsindo) yang berjalan cukup memuaskan. "Setelah kami evaluasi, kasus perompakan di Selat Malaka sudah semakin menurun," kata Sondakh.
Di dalam negeri, lanjutnya, patroli jajaran TNI AL jauh lebih baik. Jumlah armadanya meningkat dari sebelumnya hanya 17 sampai 25 kapal perang (KRI) per hari yang berpatroli menjadi 55 sampai 60 KRI.
"Di samping itu, dalam melakukan patroli kami juga sudah menggunakan hasil ilmiah sehingga tidak perlu mengelilingi semua perairan. Cukup di perairan tertentu," kata Sondakh menjelaskan. (Kps/Dul)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Pentingnya Kelola Keinginan dengan Ukur Kemampuan demi Kebahagiaan
Terkini
Lihat Semua