Ada suasana yang berbeda di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Ahad (13/4). Untuk pertama kalinya alunan musik kesenian Marawis, lantunan Shalawat Badar, dan kumandang bait-bait Burdah menggema di kampus pertanian terbesar di Asia Tenggara itu. Tepatnya di Masjid al-Hurriyyah kampus IPB Darmaga, Bogor.
Heningnya suasana hari libur pun seolah berubah menjadi mirip di pesantren lantaran Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) IPB menggelar acara Maulid Nabi SAW 1429 H dengan mengundang tamu khusus yakni Ir KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Kegiatan bertajuk ”Membangun Sinergi antara Dunia Pesantren dan Kampus.”<>
Gus Sholah datang ke IPB pukul 08:50 WIB, dan dan langsung disambut oleh alunan shawalat yang dibacakan tim Marawis, yang beranggotakan siswa SMP Pesantren al-Fatah Ciomas Bogor. Sedangkan shalawat Badar dan Burdah yang dibacakan di tengah jalannya acara, dibawakan oleh kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat IPB.
Meski kegiatan tersebut berbarengan dengan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat, namun hal itu tidak mengurangi minat warga Nahdliyin IPB untuk mengikuti kegiatan yang digagas KMNU. Pasalnya civitas akademika (civa) Nahdliyin IPB yang memiliki hak pilih, terlebih dahulu mencoblos pada pagi harinya atau menggunakan hak pilihnya setelah usainya kegiatan.
Sedikitnya 100 orang peserta, yang umumnya warga IPB mengikuti acara ini. Selain dihadiri mahasiswa, kegiatan ini pun diikuti sejumlah dosen. Antara lain Direktur Recognition and Mentoring Program (RAMP) IPB Dr Aji Hermawan MM, Guru Besar Ilmu Agronomi Fakultas Pertanian (Faperta) IPB Prof Dr Ir Surjono Hadi Sutjahjo MS, dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Zainal MA, dan dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Ir Dahri, MSc. Hadir pula Ir Ifan Haryanto, MSc, mantan Sekretaris PCI NU Inggris yang kini sedang mengambil program Doktor Ekonomi Pertanian (EPN) IPB.
Menurut Ketua KMNU IPB, Ahmad Fahir, kegiatan tersebut merupakan kajian yang sudah rutin diselenggarakan komunitas Nahdliyin IPB dalam setahun terakhir. Yang membedakan, jika sebelumnya aktivitas lebih banyak diselenggarakan di pesantren atau di gedung luar kampus, kali ini dipusatkan di masjid yang berada di tengah-tengah kampus IPB Darmaga.
“Kami berharap, kedatangan Gus Sholah akan memberikan banyak manfaat bagi geliat aktivitas warga NU di IPB. Ghiroh (semangat, red) ber-NU yang mulai tumbuh, semoga semakin terpupuk dengan baik,” begitu harap Fahir.
Sementara Aji Hermawan mengemukakan, kedatangan Gus Sholah dapat membawa pelajaran bagi Nahdliyin di IPB maupun di kampus-kampus umum lain. Karena selama ini mengaku sebagai orang NU di IPB kerap menjadi ledekan dan tertawaan pihak lain. Civa IPB yang menyatakan sebagai NU, kerap disebut orang desa dan tertinggal.
Sebaliknya, lanjut Aji, pada saat bersamaan kalangan dosen atau mahasiswa yang berlatarbelakang NU di kampus umum kerap ragu aktif berkiprah di NU. Minimnya keterlibatan di pesantren dan lemahnya penguasaan ilmu agama, kerap menjadi pemicu. Ada semacam rasa kurang percaya diri saat bergumul dengan komunitas yang notabene berisi para kyai dan santri itu.
“Saya merasakan betul akan hal ini. Saya pun sempat ragu melanjutkan keterlibatakan aktif di NU, karena merasa bukan berlatarbelakang pesantren. Beruntung saat bertemu Gus Sholah pada kegiatan Munas Alim Ulama NU tahun 2002 di Pondokgede, beliau menyampaikan bahwa dirinya memiliki kesamaan, yakni sama-sama mengenyam pendidikan umum,” tutur Aji, mantan Ketua PCI NU Inggris.
Hal sama diutarakan oleh Ifan Haryanto. Menurutnya, perlu adanya semacam adaptasi dan sinergi antara masyarakat pesantren dan kampus. Ini penting untuk menguatkan peran NU dalam melakukan pemberdayaan masyarakat.
”Penting kita pikirkan bagaimana pesantren dapat mengembangkan kurikulum umum, dan sebaliknya masyarakat kampus yang tidak pernah nyantri tetap merasakan sentuhan ke-NU-an,” ujarnya.
Ifan berharap, kedatangan Gus Sholah ke IPB akan membawa banyak ilmu pengetahuan dan wawasan baru bagi Nahdliyin IPB. Pasalnya Gus Sholah merupakan alumni ITB, yang memiliki kultur akademik sama dengan IPB. ”Gus Sholah mengetahui banyak tentang IPB. Karenanya kita dapat memetik banyak hal dari beliau,” katanya. (hir)
Terpopuler
1
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
2
3 Pesan Penting bagi Pengamal Ratib Al-Haddad
3
Mimpi Lamaran, Menikah, dan Bercerai: Apa Artinya?
4
Mahfud MD Ungkap Ketimpangan Struktural Indonesia
5
Gus Yahya: Di Tengah Ketidakpastian Global, Indonesia Harus Bertahan dan Berkontribusi bagi Dunia
6
Tak Bisa Dipisahkan, Mahfud MD: Hukum yang Baik Lahir dari Politik yang Bagus
Terkini
Lihat Semua