Arah Kiblat Masjid Agung Demak Dibahas
- Rabu, 14 Desember 2011 | 03:39 WIB
Demak, NU Online
Beberapa ulama, kyai, ahli falak, kemenag dan pejabat pemda di Kabupaten Demak Selasa (13/12) berkumpul dan duduk bersama di kompleks Masjid Agung Demak untuk membahas arah kiblat Masjid Agung.
Dalam forum tersebut juga hadir ulama sepuh pengasuh Ponpes Al-Anwar Sarang Rembang KH Maemun Zubair dan Wakil ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU KH Arwani Faisol yang didampingi oleh MUI Demak HM Asyiq dan Bupati H Taftazani.<>
Dalam mengawali pembicaraannya KH Maemun Zubair mengatakan, Masjid Agung Demak pada mulanya adalah masjid yang dibangun sebagai tempat ibadah kaum muslim di tlatah Bintoro Demak oleh Walisongo, dalam penentuan kiblat sudah dicocokkan dengan arah baitullah di makkah Makanya kiai maimun meminta agar arah kiblat Masjid Agung Demak tetap seperti semula tanpa adanya perubahan .
"Saya ingin masjid yang barokah ini dijadikan monumen abadi, sebagai acuan penyebaran agama Rasulullah di Tanah Jawa melalui wali songo. Lebih baik kalau arah kiblat masjid juga disesuaikan dengan yang telah dirumuskan di era wali,'' tutur kiai sepuh tersebut.
Mbah Maemun sapaan akrab kiai kharismatik tersebut menyatakan dan menghormati secara terbuka dalam menerima pemikiran ulama dan kiai yang lain dalam menyikapi arah kiblat masjid. Sejarah Masjid Agung Demak sudah masyhur diseantero dunia apalagi Indonesia Masjid ini menjadi acuan.
Sekretaris MUI selaku notulen KH Arif Kholil mengatakan perbedaan pendapat dalam penentuan arah kiblat menunjukkan betapa besar perhatian dan animo ulama dan umat terhadap keberadaan Masjid Agung Demak. Pertemuan itu masih akan dilanjutkan membentuk tim menindaklanjuti pertemuan kemarin.
“Kita mencoba memadukan secara historis kewalian, tasawuf dan ilmu falaq untuk menentukan arah kiblat masjid agung yang sudah barang tentu melibatkan para ahlinya dan ulama contohnya seperti mbah maimun seperti hari ini,” tuturnya.
Bupati Demak, Taftazani dalam sambutannya mengharapkan pendapat terkait arah kiblat bisa disatukan. semua pihak juga mempunyai dasar-dasar yang kuat, termasuk yang menggunakan kemajuan teknologi dengan posisi yang kuat.
"Masjid ini merupakan masjid buatan Wali, kenapa arah kiblat berubah, ada yang setuju atau tidak, silahkan untuk diputuskan arah kiblat mana yang disepakati untuk kemudian dipertanggungjawabkan pada umat," kata Bupati.
Redaktur : Syaifullah Amin
Kontributor : A. Shiddiq Sugiarto
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
Warta Lainnya
Terpopuler Warta
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5
-
6
-
7
-
8
-
9
Rekomendasi
topik
Opini
-
- Rofiq Mahfudz | Senin, 29 Mei 2023
Kiai Pesantren Memaknai Politik dengan Bermartabat
-
- Hafis Azhari | Sabtu, 27 Mei 2023
Ketika Timur Semakin Mengenal Barat
-
- Ahmad Munji | Sabtu, 20 Mei 2023
Pilpres Turkiye 2023 dan Investasi Ideologis Erdogan
Berita Lainnya
-
Polteknaker Harus Terus Berinovasi Wujudkan SDM Unggul
- Ketenagakerjaan | Rabu, 31 Mei 2023
-
Langkah Pertamina Siapkan SDM untuk Transisi Energi
- Nasional | Rabu, 31 Mei 2023
-
Indonesia Dukung Reformasi Ketenagakerjaan Negara-negara Timur Tengah di Bidang Penempatan Tenaga Kerja
- Ketenagakerjaan | Selasa, 30 Mei 2023
-
Menaker Jelaskan Pentingnya Keberadaan LKS Tripnas dan Depenas
- Ketenagakerjaan | Selasa, 30 Mei 2023
-
Menaker Imbau Masyarakat Lebih Selektif Memilih Informasi Kerja di Luar Negeri
- Ketenagakerjaan | Ahad, 28 Mei 2023
-
Kemnaker Optimis UU PPRT Mampu Tekan Pelanggaran PRT
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 27 Mei 2023
-
Menaker Tegaskan Hubungan Industrial Harmonis Tingkatkan Produktivas Kerja
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 27 Mei 2023
-
Jakarta Bhayangkara Presisi bersama Pertamina Raih Runner-up di Final AVC Cup 2023
- Nasional | Selasa, 23 Mei 2023
-
Indonesia-Tiongkok Komitmen Perluas Kerja Sama Ketenagakerjaan
- Ketenagakerjaan | Selasa, 23 Mei 2023