Ali Maschan: Ikhtilaf Gus Dur-KH Faqih Perkecil PKB
NU Online · Senin, 25 Juli 2005 | 03:02 WIB
Surabaya, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Drs Ali Maschan Moesa MSi menilai perbedaan pendapat/sikap (ikhtilaf) antara KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan KH Abdullah Faqih yang semakin tajam akan semakin memperkecil PKB.
"Rasanya, mereka tidak bisa bertemu, karena mereka sama-sama ingin zero sum game (permainan sampai ada yang menang mutlak atau kalah mutlak), padahal dalam politik nggak ada mutlak-mutlakan itu, sebab mutlak-mutlakan akan memperkecil PKB," katanya di Surabaya, Minggu.
<>Kandidat doktor Ilmu Sosial di Fakultas Pasca Sarjana (FPS) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu mengemukakan hal itu menanggapi unjuk kekuatan kedua versi PKB dalam merayakan hari lahir (harlah) ke-7 tingkat nasional di Surabaya pada 23 Juli lalu.
Menurut dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya itu, kedua versi PKB itu sebaiknya menunggu putusan pengadilan dan menerima apa pun hasil putusan pengadilan itu, kemudian mereka yang menang langsung merangkul mereka yang kalah dalam kepengurusan.
"Kalau Gus Dur-kiai Faqih bisa menerima kenyataan itu, saya kira PKB akan semakin besar, tapi kalau Gus Dur-kiai Faqih sama-sama bertahan pada pendapatnya dan mereka yang kalah langsung membentuk partai baru tentu PKB akan semakin kecil," katanya.
Pengasuh Pesantren Luhur Al-Husna, Jemurwonosari, Surabaya itu menyarankan Gus Dur-kiai Faqih dapat menerima apa pun hasil putusan pengadilan, kemudian keduanya saling bertemu untuk membesarkan PKB bersama-sama.
"Karena itu, saya berharap tidak akan ada muktamar baru untuk membuat partai baru semisal Partai Islam atau bahkan PKB tandingan yang menjerumuskan PKB ke dalam kelompok partai kecil, sehingga partai lain akan bersorak sorai," katanya.
Ditanya siapa yang akan menjadi mediator untuk mempertemukan keduanya, ia menilai keduanya dapat bertemu sendiri tanpa melibatkan orang lain atau bahkan para pendukungnya, namun mereka juga dapat meminta bantuan pemerintah.
"Saya yakin keduanya dapat bertemu sendiri, karena saya tahu mereka sama-sama ingin membesarkan PKB, tapi kalau mereka ingin dibantu mungkin dapat meniru PBR yang minta dimediatori Wapres Jusuf Kalla," katanya.
Mengenai kemungkinan PBNU menjadi mediator, ia menyatakan kemungkinan itu hanya ada pada Rois Aam PBNU KH Sahal Mahfudh, namun kiai Sahal harus diminta oleh keduanya, bukan oleh salah satu diantara keduanya atau tanpa ada permintaan sama sekali.
"Yang saya tahu, kiai Sahal nggak mau ngurusi kepentingan orang per-orang, tapi kepentingan PKB atau kepentingan NU yang lebih besar. Saya sendiri cenderung mengajak warga NU jangan terlibat kedua kubu sampai ada penyelesaian, karena mengurus NU jauh lebih baik dibanding mengurus konflik partai," katanya.(ant/mkf)
Â
Â
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
3
Cerita Pasangan Gen Z Mantap Akhiri Lajang melalui Program Nikah Massal
4
3 Pesan Penting bagi Pengamal Ratib Al-Haddad
5
Asap sebagai Tanda Kiamat dalam Hadits: Apakah Maksudnya Nuklir?
6
Mimpi Lamaran, Menikah, dan Bercerai: Apa Artinya?
Terkini
Lihat Semua