Opini MUSTOFA ABI HAMID*

Merebut Kembali Kejayaan PMII di Bumi Ruwa Jurai

NU Online  ·  Kamis, 12 September 2013 | 02:01 WIB

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Lampung (Unila) merupakan romantika para tokoh-tokoh besar di Provinsi Lampung yang perkembangannya mengikuti irama nafas kehidupan. Bagaimana tidak cerita dari para pendahulu dapat membangkitkan dan mengobarkan api semangat perjuangan untuk kembali ke masa kejayaan PMII di Lampung, khususnya di Universitas Lampung, satu-satunya kampus umum negeri di Provinsi Lampung.<>

Masa awal berdirinya PMII di Lampung bermula didirikannya PMII di kampus Universitas Lampung, dahulu kampus ini masih bergabung dengan Universitas Sriwijaya Sumatera Selatan, karena memang Provinsi Lampung ini merupakan pemekaran dari Provinsi Sumatera Selatan. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Unila didirikan atas prakarsa intelektual-intelektual muda NU yang menuntut ilmu di kampus kebanggan masyarakat Lampung (Unila). Pada tahun 1965-an, mereka merasa jenuh dengan nuansa pergerakan mahasiswa di Unila, dengan inisiatif beberapa kader NU diantaranya adalah Teddy Junaidi, Rustam Efendy Damara, Muchtar Luthfie dan beberapa tokoh lainnya maka didirikanlah PMII di UNILA.

Dulu PMII Komisariat Unila ini bernama PMII Komisariat Brojonegoro karena lokasi Universitas Lampung berada di Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro no. 1 Bandarlampung. Saat ini PMII Komisariat Unila berada di bawah koordinasi PMII Cabang Bandar Lampung. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Lampung merupakan perintis PMII di bumi Lampung, bahkan dulunya adalah sebuah pergerakan mahasiswa yang paling berjaya, baik itu di Unila sendiri, ataupun dengan kampus-kampus lain yang ada di Lampung. Sehingga banyak alumni-alumni PMII Unila yang sukses diberbagai profesi dan posisi strategis di Lampung ataupun di Kabupaten/kota di Lampung, baik itu sebagai pejabat/birokrat, politisi, pengusaha, akademisi, dan banyak lain sebagainnya.

PMII Unila mengalami proses dinamika organisasi yang berliku-liku dimana masa kejayaan pernah diraih di kampus Unila yang notabene kampus umum. Namun, pernah juga mengalami masa keterpurukan dimana organisasi PMII Unila mengalami masa kevakuman beberapa tahun. Dalam kurun waktu sejak berdirinya PMII Unila tahun ’65-an hingga era reformasi tahun 1998 PMII Unila telah mengambil bagian peran organisasi gerakan kemahasiswaan yang bergerak secara masiv di kampus. Vakum beberapa tahun, tak berselang lama PMII Universitas Lampung bangkit kembali dibawah kepemimpinan sahabat Faridh Al-Muhayat Uhib hingga saat ini telah beberapa kali pergantian kepemimpinan.

Universitas Lampung terdiri dari 8 fakultas, dan dari 8 fakultas tersebut 5 diantaranya sudah terbentuk rayon aktif. Hingga saat ini di PMII Universitas Lampung terdapat 5 rayon dan 2 rayon persiapan. Adapun rayon-rayon tersebut adalah rayon Keguruan dan Ilmu Pendidikan (KIP), rayon Pertanian, Rayon FISIP, Rayon Teknik, dan Rayon Hukum. Sedangkan 2 rayon persiapan terdiri dari Rayon MIPA dan Rayon Kedokteran. Rayon Ekonomi pernah aktif namun saat ini mengalami krisis kader di rayon Ekonomi sehingga aktivitasnya pun vakum bertahun-tahun, namun masih diperjuangkan bersama untuk kembali menghidupkan rayon Ekonomi.

Mahasiswa tertarik bergabung dengan PMII dengan berbagai motivasi dan latar belakang, diantaranya ingin mengembangkan cakrawala berpikir, mengembangkan kecakapan dan skil berbicara, menyuarakan aspirasi, berdialektika intelektual, dan pengembangan diri. Selain itu, ada yang berangkat dari latar belakang ideologi, mahasiswa dengan back ground Nahdlatul Ulama, atau mantan aktivis IPNU-IPPNU, bahkan yang berasal dari alumni pesantren cenderung akan mencari organisasi yang seideologi dengan dirinya.

Terbukti beberapa kader PMII Unila yang memiliki back ground NU pernah bergabung dengan HMI, KAMMI, SMI, dll namun merasa tidak nyaman sehingga keluar dari organisasi tersebut dan bergabung dengan PMII yang berideologi Ahlussunnah wal jama’ah ala NU. Selain itu, ada mahasiswa yang memang tidak memiliki latar belakang NU namun memiliki jiwa aktivis dan merasa cocok berada di PMII dengan beragam karakter kader didalamnya. Semua karakter mahasiswa diharapkan bisa dinaungi oleh PMII dengan latar belakang apapun.

Banyak juga mahasiswa saat ini yang enggan berorganisasi, di tengah era globalisasi, pragmatisme dan hedonisme yang menghegemoni hingga mempengaruhi mind set mahasiswa yang hanya berorientasi pada nilai akademik semata. Mengahadapi mahasiswa seperti itu harus melalui pendekatan secara emosional dan personal. Tidak mudah mengajak mahasiswa hedon, stylish, dan semacamnya untuk ikut berorganisasi bersama PMII. Bukan hal yang tidak mungkin namun butuh waktu lama untuk memberikan pemahaman kepada mereka. Khususnya di Universitas Lampung, mahasiswa di Fakultas Kedokteran, MIPA, dan Ekonomi yang dirasakan paling sulit untuk direkrut PMII.

Untuk menunjang kualitas SDM kader PMII, pengurus komisariat bersama pengurus rayon melakukan pengkaderan formal secara berkala, pengkaderan nonformal dan pengkaderan informal. Mahasiswa baru yang diperkenalkan PMII melalui dialog personal maupun diskusi serta mendorong mahasiswa untuk mengenal PMII secara lebih mendalam  dengan membaca buku-buku PMII, buku-buku gerakan, dan lain-lain yang menunjang pribadi untuk dapat menguasi pengetahuan mengenai organisasi-oraganisasi eksternal beserta paham serta ideologinya. Setelah itu mengintensifkan kegiatan diskusi dengan teman-teman organisasi ekternal lainnya seperti HMI, GMNI, KAMMI, LMND mengenai permasalahan-permasalahan dikampus hingga nasional. Dengan berdiskusi seperti itu dapat menambah dan membuka cakrawala kita (sebagai kader PMII) mengenai pandangan dari berbagai kader dari lembaga yang berbeda sehingga tuntutan untuk mengerti semakin luas.

Mahasiswa yang telah mengikuti proses pengkaderan formal minimal MAPABA kemudian ditransformasikan untuk aktif dibeberapa organisasi kemahasiswaan (organisasi internal), seperti BEM Fakultas, BEM-Universitas, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), serta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti Pramuka, Koperasi Mahasiswa (Kopma), Unit Penerbitan Mahasiswa Teknokra, serta Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ).

Mereka yang berproses melalui PMII dan berdialektika intelektual serta mengembangkan kualitas pribadi melalui organisasi internal. Iklim politik kampus dijadikan sebagai media pembelajaran untuk membentuk karakter pribadi dan good governance di organisasi internal tersebut, sehingga miniatur negara tercermin dari organisasi-organisasi tersebut. Kader PMII Universitas Lampung pernah ada yang mengikuti pesta demokrasi kampus dengan mencalonkan sebagai Calon Presiden Mahasiswa namun gagal, selain itu sempat menduduki Wakil Gubernur BEM FKIP, dll.

Kegiatan yang dilaksanakan di komisariat maupun rayon dilakukan secara berkala termatriks pada program kerja maupun yang tidak termatriks, serta inovasi kegiatan perlu dilakukan agar kader/mahasiswa tidak bosan dan jenuh dengan kegiatan sehingga kader akan merasa betah dan merasa memiliki PMII sebagai wadah pengembangan dirinya.

Mahasiswa terkadang enggan berorganisasi karena beralasan akan mengganggu akademiknya yang berimbas pada rendahnya nilai akademik, untuk itu PMII Unila memfasilitasi pengurus rayon-rayon yang berada di bawah naungan komisariat untuk melakukan tutorial materi berdasarkan disiplin ilmu masing-masing jurusan atau fakultas. Seperti di rayon FKIP misalnya, melakukan kegiatan tutorial bahasa Inggris untuk meningkatkan kapasitas akademik khususnya bagi yang mengambil jurusan bahasa program studi bahasa Inggris. Kegiatan tersebut bukan saja untuk jurusan bahasa namun semua kader yang ingin belajar dan menguasai bahasa Inggris lebih dalam dapat bergabung dengan rayon FKIP dalam kegiatan tutorial tersebut.

Faktor lain yang berperan dalam membangun kekuatan PMII di kampus umum adalah alumni atau senior. Peran alumni dengan memberikan dukungan baik dari segi moril, spiritual, maupun materi untuk menggerakkan roda organisasi masih diperlukan. Pengurus, kader, dan alumni saling bersinergi dalam pengembangan PMII khususnya di kampus umum. Alumni PMII dengan berbagai latar belakang profesi, baik itu akademisi (dosen), politisi, PNS, advokat, pengusaha, dll.

Mereka mampu memberikan motivasi kepada kader maupun mahasiswa untuk berkembang dalam hal pemikiran, skill, dan akademik melalui PMII. Jalinan silaturahim antar kader dan alumni terbangun secara ikatan emosional meski belum ada organisasi alumni (IKA PMII) di komisariat Unila. Dalam beberapa kegiatan PMII mampu menyinergikan dengan organisasi alumni (IKA PMII Lampung) dan membuat planning serta rencana strategis dalam menyiapkan kader sesuai dengan disiplin ilmunya untuk menguasai sektor-sektor strategis (leading sector). 

Pengembangan kekuatan kaderisasi khususnya di kampus-kampus umum tak terlepas dari dukungan pengurus cabang PMII Bandarlampung. PC PMII Bandarlampung melakukan turba dan pengkaderan formal bersama beberapa kamisariat yang berada di bawah naungan PC PMII Bandarlampung. Pengkaderan formal yang pernah dilakukan adalah MAPABA bersama dan PKD se-Lampung. Setiap kegiatan komisariat maupun rayon masih sering dihadiri oleh pengurus cabang sehingga langkah ini tentu mampu membantu mengurai masalah dan kendala yang dihadapi selama pengembangan kekuatan PMII di Universitas Lampung.

PMII harus memberikan sesuatu yang berbeda kepada mahasiswa bukan karena paham agamanya melainkan mengenai kesenjangan diantara mahasiswa yang mulai apatis, hedonis, dan pragmatis sehingga perlu hadir organisasi PMII di Unila untuk menjawab tantangan tersebut. Oleh karena itu PMII bangkit kembali dari tidurnya membawa angin segar untuk melakukan refleksi kembali kejalan yang benar mengenai paham keislaman dan keindonesiaan.

Namun harus diakui untuk menjaga kestabilan kader yang semakin banyak dengan sumberdaya manusia yang terbatas maka perlu manajemen konvensional yaitu pendekatan dengan kedekatan emosional. Sehingga PMII akan tetap hidup dalam jiwa para kader yang masih minim di tingkatan rayon. Aktivitas rutin di sekretariat yaitu kegiatan Yasinan pada malam Jum’at, diskusi rutin, pelatihan bahasa inggris gratis, diskusi, dll.

Beberapa hal yang perlu ditekankan untuk pemahaman mahasiswa terutama mahasiswa baru yang akan direkrut menjadi kader PMII, diantaranya:

  1. Diberikan pemahaman bahwa mahasiswa adalah cikal bakal pemimpin masa depan, maka perlu diberikan wawasan dan tempat untuk membuka cakrawala dan kawah candradimuka mengenai segala aspek. Untuk itu PMII memberikan ruang seluas-luasnya untuk mengembangkan kualitas SDM mahasiswa/kader PMII.
  2. Mahasiswa sebagai civitas akademika harus menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah dengan terus mengasah kemampuan berfikir, bertindak dalam segala hal. Sehingga karakter mahasiswa dapat terbentuk.
  3. Gerak langkah para kader PMII adalah contoh bagi mahasiswa lain maka kader PMII harus terus meningkatkan kualitas kemampuan diri sendiri dan memiliki pemikiran yang lebih maju untuk masa depan bangsa Indonesia khususnya PMII.
  4. Tiada hari tanpa pengkaderan, maka terus berjuang untuk mendapatkan generasi penerus PMII yang memiliki kapabilitas.

Selain itu, strategi yang dapat diterapkan dalam membangun PMII di kampus umum, antara lain dengan beberapa cara berikut ini:

  1. Bangun komunikasi yang baik antar fakultas/rayon baik formal maupun informal
  2. Sesuaikan gerakan PMII dengan jurusan/fakultas dimana kader menimba ilmu
  3. Usahakan IKAPMII terus mengawal kampus umum dalam dukungan segala hal
  4. Ciptakan karya-karya bagi kader yang berpotensi yang dapat menjadi contoh bagi mahasiswa lainnya sehingga PMII akan secara otomatis menjadi organisasi yang dapat diperhitungkan.
  5. Dalam MAPABA usahakan setiap 2 minggu sekali baik secara formal maupun informal dengan sistem pembelajaran diskusi iteraktif antar peserta yang kemudian terus ditindak lanjuti hingga PKL.
  6. Buku kemajuan belajar dengan silabus yang telah ditentukan oleh PMII harus dimiliki oleh kader sehingga setiap kader memiliki catatan kemajuan dan bukti hasil belajar mereka di PMII.
  7. Sumber-sumber pendanaan saat ini dapat dilakukan dengan bebas, tetapi halal. Maka dengan sponsor dan mandiri harus terus ditingkatkan kemampuannya.
  8. Sumber informasi seharusnya PMII memiliki update dalam tehnologi informasi baik dengan jejaring social, website, blog, dll sehingga dapat dijangkau oleh semua lapiran.
  9. Jangan sekali-kali menjadi kader pemalas, berpangku tangan, dan menunggu perintah. Ciptakan karakter yang kuat untuk bekerja keras dan mandiri dalam upaya membangun bangsa Indonesia dari generasi ke generasi. Mustahil bias tercapai jika lingkungan tidak diciptakan lebih awal untuk generasi berikutnya. Inilah yang disebut dengan sustainablelity of movement.

Semoga langkah yang diterapkan oleh PMII Universitas Lampung ini mampu menginspirasi dan menjadi referensi bersama dalam membangun kekuatan kaderisasi di kampus umum. Salam pergerakan. Tangan terkepal dan maju kemuka!

 

*Penulis adalah kader PMII Unila; Sekretaris PC PMII Kota Bandarlampung