Judul tulisan ini mengutip ungkapan KH Saifuddin Zuhri untuk juniornya, H. Mahbub Djunaidi, ketika menerjemahkan Road to Ramadhan karya Hassanein Heikal menjadi Di Kaki Langit Gurun Sinai; diterbitkan PT Al-Ma’arif Bandung tahun 1979, setebal 358 halaman.
<>
Ungkapan tersebut dituliskan Kiai Saifuddin di koran Kompas bertanggal 10 Mei 1979 dengan judul H. Mahbub Djunaidi mendatangkan Hassanein Heikal di Kaki Langit Gurun Sinai.
Dalam tulisan tersebut disebutkan, Mahbub menerjemahkannya di rumah tahanan Nirbaya tahun 1978. Sisanya di rumah sakit Gatot Subroto. Ia dijebloskan ke penjara atas tuduhan subversif. Kemudian diciduk tengah malam. Ditahan tanpa proses pengadilan. Setahun mendekam.
Menurut Kiai Saifuddun, jika membaca terjemahan tersebut, kita akan mendapat informasi berbobot, akurat, terkait isu yang berkembang di dunia Arab dan internasional waktu itu. Juga soal politik, militer, budaya, nasib rakyat, bahkan agama. Persoalannya jadi menonjol semua.
Dan yang penting, sebagaimana tulisan-tulisan Mahbub yang lain, cara penyampainnya tidak membosankan pembaca. Ia selalu saja bisa menciptakan kalimat yang renyah dan segar, meski yang diceritakan adalah soal-soal pelik.
Terjemahan tersebut juga menawarkan humor, anekdot tokoh-tokoh dunia seperti Nasser (Mesir), Raja Faisal (Arab Saudi), Sadat (Mesir), Breznev Rusia), Ghaddafi (Libya), dan Kissinger (Amerika Serikat).
Terkait humor, di pengantar buku Kolom Demi Kolom (kumpulan tulisan Mahbub di Tempo), Goenawan Mohamad iri hati akan kepiawaian Mahbub. Di sisi lain, ia juga mengaku, apa yang ditulisnya di Catatan Pinggir, melanjutkan gaya Mahbub.
Kembali kepada terjemahan tersebut, pembaca seperti bersimpuh di hadapan Mohammad Hassanein Heikal “berkepala” Mahbub Djunaidi, atau mendengarkan kisah dari Mahbub Djunaidi yang berkepala Hassanein Heikal. Begitu kesimpulan Kiai Saifuddin. (Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
2
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
5
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
Terkini
Lihat Semua