Carut marutnya pelaksanaan UN seperti Pengunduran yang Ā terjadi di 11 Provinsi yang masuk Wilayah Indonesia Tengah. Masing-masing, Ā Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.<>
Pengunduran UN dan kesalahan teknis dalam percetakan dan pendistribusian soal UN dapat Ā merusak psikologi anak didik. Secara tidak langsung kondisi kejiwaan anak akan berpengaruh. Tidak sedikit siswa tatkala menyambut datangnya Ujian Nasional atau UN bersikap Ā berlebih-lebihan. Mereka khawatir dan bahkan takut tidak lulus.
Padahal menurut pengalaman berkali-kali pelaksanaan ujian nasional hampir semua peserta lulus. Biasanya hanya sedikit peserta ujian nasional yang tidak lulus, yaitu hanya beberapa proses saja, dan setelah mengulang akhirnya juga berhasil. Oleh karena itu, kekhawatiran dan bahkan rasa takut itu hanya akan melemahkan mental, dan sebenarnya tidak perlu. Menghadapi ujian, semestinya pikiran dan perasaan fresh dan bahkan seharusnya merasa bahagia, Ā ternyata berhasil mengikuti ujian nasional.
Menjawab soal ujian nasional seperti tahun-tahun lalu tidak sulit. Buktinya hanya sedikit yang tidak lulus. Mereka yang tidak lulus itu, ternyata Ā tidak selalu bodoh. Kegagalannya itu bisa jadi, Ā hanya karena keliru dalam mengisi lembar jawaban. Ā Apa saja di dunia ini, berpeluang salah. Mungkin oleh karena ketakutan atau kekhawatiran yang berlebih-lebihan, menjadi Ā salah tatkala mengisi lembar Ā jawaban. Oleh karena itu, Ā yang tepat adalah menjaga rasa percaya diri, optimis, dan tawakkal, sebab semua sudah dipersiapkan sejak lama.Ā
Menjalani ujian, termasuk ujian nasional, Ā tidak perlu berperasaan waswas, khawatir, dan apalagi takut. Ā Ujian harus dihadapi dengan percaya diri. Yakinkan bahwa tatkala menghadapi ujian semua sudah siap. Menghadapi ujian nasional sudah dipersiapkan sejak Ā berbulan-builan. Pelaksanaan ujian itu juga bukan hal yang datang secara tiba-tiba. Sejak beberapa tahun sebelumnya, semua siswa sudah mengetahui bahwa Ā suatu saat akan menghadapi ujian nasional. Apa yang ditunggu-tunggu itu ternyata telah Ā benar-benar datang. Maka, Ā seharusnya Ā tidak ada yang ditakuti dan atau dikhawatirkan.
Dengan perasaan gembira dan percaya diri itu, Ā maka peserta ujian Ā tidak perlu Ā menunggu dan berharap orang lain membantu, termasuk memberi kunci jawaban. Soal-soal ujian juga tidak akan sulit. Para penyusun soal sudah mengetahui dan akan menyesuaikan dengan pelajaran yang telah diberikan di sekolah. Kurikulum nasional diberlakukan secara Ā sama, oleh karena itu, Ā penyusun soal tentu akan mendasarkan pada kurikulum itu. Maka, siapa saja yang telah mempersiapkan Ā dengan baik, Ā maka Ā akan mampu menjawab soal-soal ujian dengan mudah. Ā Ā
Biasanya soal ujian juga dibuat sedemikian rupa hingga menjawabnya tidak sulit. Soal ujian nasional itu biasanya berbentuk pilihan ganda. Ā Para peserta ujian dalam menjawab soal-soal yang diajukan hanya diminta memilih di antara alternatif jawaban yang dianggap paling benar. Apa susahnya memilih, sementara yang dipilih juga sudah tersedia. Memilih lebih mudah dibanding pekerjaan Ā mengarang atau menciptakan sendiri. Oleh karena itu peserta ujian Ā akan menjadi keliru, manakala harus menyontek, mencari bocoran kunci jawaban, dan juga menanyakan jawaban kepada teman sebelah. Jika hal itu dilakukan, maka pertanda bahwa yang bersangkutan dalam keadaan waswas, khawatir, ketakutan, Ā dan bahkan berpenyakit tidak percaya diri.Ā
Peserta ujian Ā nasional harus mampu menunjukkan Ā bahwa, Ā dirinya Ā adalah orang sehat, bisa dipercaya, dan akan mampu menyelesaikan soal-soal ujian yang semua jawabannya Ā mudah itu. Peserta ujian harus bermental pemberani dan optimis bahwa dengan sikapnya Ā itu, akan lulus dan merasa puas. Sebab umpama lulus Ā hanya oleh karena beruntung mendapatkan kunci jawaban atau diberi bocoran soal oleh Ā temannya, maka yang bersangkutan akan menyesal seumur hidup. Ā
Ujian nasional harus diikuti dengan gembira, penuh optimisme, dan yakinlah bahwa yang mendoakan sukses juga sedemikian banyak. Oleh karena itu, datangnya ujian nasional Ā seharusnya disambut dengan gembira dan dijadikan sebagai momentum untuk menunjukkan tentang Ā kecakapan, keunggulan, dan yang tidak kurang pentingnya adalah tentang kejujuran dirinya. Wallahu aālam. Ā
Moh. Safrudin, S.Ag, M.PdI
Staf Pengajar MAN 1 Kendari dan Peneliti Sangia Institute
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
Terkini
Lihat Semua