Jakarta, NU Online
Belum genap sehari setelah pelaksanaan pemilu, Senator John Kerry sudah menyampaikan pidato pengakuan kekalahannya pada jam 2 pagi, tanggal 3 November di Faneuil Hall, Boston. Dari hasil perhitungan terakhir perolehan John Kerry 48% dan George Bush 51%. Kemenangan Bush ditentukan oleh selisih 3% dari perolehan Senator John Kerry. Pidato John Kerry ini dilakukannya setelah ia bersama timnya mengamati proses penghitungan di Ohio yang tida memungkinkan baginya memenangkan pemilihan di negara penentu kemenangan John Kerry. Meskipun hingga kini proses penghitungan masih belum tuntas di dua negara bagian yaitu di Iowa dan New Mesiko. Begitu pula dengan penghitungan provisional ballot (surat suara yang dikirim oleh orang-orang yang tinggal di luar lokasi pemilihan) juga belum tuntas, tetapi menurut perhitungan John Kerry, meskipun sisa suara tersebut diperuntukkan untuknya, tetapi masih belum dapat mengungguli perolehan suara Bush.
Tentu banyak pendukung Kerry merasa kecewa dengan keputusan Kerry yang dianggap menyerah terlalu dini. Tetapi dalam pidatonya, jelas sekali mengambarkan bahwa John Kerry ingin segera mengakhiri perpecahan yang membelah Amerika selama kampanye pemilihan presiden. Di depan ribuan pendukungnya, malam itu John Kerry mengatakan, “Merupakan suatu kehormatan dapat menghabiskan waktu selama 2 tahun berkeliling negara ini, dan mengenal Anda semua.” Dalam pidatonya ini ia juga mengatakan “Saya ingin sekali merangkul kalian semua dalam dekapan saya, mendekap kalian satu persatu. Dan saya sangat berterima kasih dari lubuk hati saya yang paling dalam.”
<>Dari data CNN disebutkan bahwa penyebab utama kekalahan Kerry ini karena isu terorisme yang didengung-dengungkan oleh Bush dalam setiap kali kampanye yang berhasil mencekam orang-orang Amerika. Bush berhasil menebarkan rasa takut di kalangan orang-orang Amerika terutama Amerika bagian selatan yang tidak terbiasa dengan lingkungan etnik, ras dan agama yang beragam. Inilah yang disebut-sebut dengan perpecahan (divided) yang disebut-sebut oleh John Kerry.
Orang Amerika yang tinggal di bagian Selatan tidak banyak mengenal pluralisme. Para penyokong nilai-nilai konservatif (red neck) yakin bahwa orang luar akan menyerang Amerika, apabila Amerika tidak mengetatkan keamanan. Dengan begitu, Bush yang selama ini mengabaikan masalah pokok seperti perekonomian, pelayanan kesehatan yang semakin tidak terjangkau, dan kualitas pendidikan yang semakin menurun telah dimaafkan. Menurut data CNN, 86 % orang menggangap isu terorisme paling penting. Delapan puluh lima persen orang setuju (approve) dengan keputusan perang Bush di Irak, 89% menyatakan puas (satisfied) dengan pemerintahan Bush. Dan 64% dari mereka berafiliasi kuat dengan gereja. Sementara itu, John Kerry didukung oleh 87% suara yang tidak setuju (disapprove) dengan perang Irak dan 96% orang marah (angry) dengan pemerintahan Bush. Ketakutan (fear) yang disebarkan oleh Bush ini berhasil membuat orang Amerika tidak mampu berfikir jernih dalam membuat keputusan. Di waktu yang sama, Bush disebut-sebut oleh beberapa pengamat sebagai Presiden terburuk yang menyebabkan inflasi tertinggi selama 4 tahun masa pemerintahannya. Di bawah ini adalah pidato John Kerry di Faneuil Hall, Boston pada tanggal 3 November pukul 2 pagi.
“Kita Harus Bersatu Lagi”
Saya minta maaf, kita sedikit terlambat dan pendek. Saya baru saja berbicara dengan Presiden Bush, dan saya sampaikan ucapan selamat saya kepada Bush dan Laura (isterinya) atas kemenangan ini. Kita berbicara tentang beberapa hal penting, kita juga bicara tentang bahayanya perpecahan di negara kita, dan membicarakan tentang perlunya membangun kembali persatuan dan menemukan kesamaan pemikiran untuk bersatu kembali.
Hari ini saya harap kita dapat memulai proses penyembuhan itu. Di Amerika, memang vital sekali bahwa setiap suara masuk, dan terhitung. Tetapi di waktu yang sama, hasil pemilu juga harus diputuskan oleh para pencoblos, tidak dengan proses hukum yang panjang. Saya tidak menyerah dengan pertarungan ini, jika memang ada kemungkinan menang. Tetapi sekarang jelas sudah, meskipun semua provisional ballot (surat suara yang dikirim) dihitung, masih tidak cukup suara bagi kita untuk dapat memenangkan Ohio. Ini artinya, kita tidak bisa memenangkan pemilu.
Hari- ini dan nantinya, kita bersama-sama harus dapat menemukan apa penyebab kekalahan kita. Kita harus bergabung dalam usaha bersama, tanpa penyesalan, tanpa saling menyalahkan, tanpa kemarahan dan tanpa dendam. Amerika sedang memerlukan kesatuan dan rindu akan rasa asih. Saya harap Presiden Bush akan dapat mengembangkan nilai-nilai tersebut di tahun-tahun mendatang. Saya berjanji akan melakukan bagian saya, mencoba menjembatani perpecahan ini.
Saya tahu ini sulit sekali bagi pendukung saya, tetapi saya minta kalian semua bergabung bersama saya menciptakan persatuan itu kembali. Sekarang, lebih dari sebelumnya, dengan tentara kita yang sedang dalam bahaya, kita harus bersama-sama menyukseskan Irak dan memenangkan perang melawan terror. Saya bangga dengan apa yang saya perjuangkan dalam kampanye ini, dan apa yang telah kita capai. Ketika saya mulai pertarungan ini, tidak seorang pun mengira apabila saya akan mencapai langkah sedekat ini. Tetapi kita berdiri untuk perubahan yang nyata, perubahan yang akan membuat perbedaan nyata dalam kehidupan bangsa kita dan kehidupan keluarga kita. Kita yang mendefinisikan pilihan tersebut untuk Amerika. (***)
Laporan Siti Nurjanah Wartawan Voice Of America (VOA)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua