Nasional

Tunggu Arahan Tim Dokter, Wapres KH Ma’ruf Amin Siap Divaksin

Sel, 9 Februari 2021 | 22:00 WIB

Tunggu Arahan Tim Dokter, Wapres KH Ma’ruf Amin Siap Divaksin

Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin. (Foto: FB KH Ma'ruf Amin)

Jakarta, NU Online

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah memberikan izin penggunaan vaksin Covid-19 produksi Sinovac bagi orang lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun, pada Ahad (7/2). Berkenaan dengan itu, Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin dikabarkan sedang menunggu kepastian dan arahan dari tim dokter kepresidenan untuk disuntik vaksin.


Namun demikian, Juru bicara Wapres H Masduki Baidlowi menuturkan bahwa Kiai Ma’ruf akan siap kapan pun untuk divaksin. Pasalnya, Wapres berusia 77 tahun sehingga sudah memenuhi kelompok umur yang disarankan untuk vaksinasi.


“Wapres siap kapan saja (divaksin). Tapi kami masih menunggu arahan dari tim kedokteran kepresidenan. Kalau sudah dinyatakan oleh tim itu, Wapres pasti akan siap. Kalau tidak disarankan maka tidak akan divaksin,” kata Masduki, kepada NU Online, Selasa (9/2).


Sekalipun Kiai Ma’ruf sudah memenuhi kelompok umur yang disarankan untuk mendapatkan vaksin, tetapi kondisi kesehatan menjadi salah satu catatan yang harus diperhatikan dalam melakukan vaksinasi.


“Kiai Ma’ruf itu kan ada ring di jantung, ini menjadi catatan tersendiri. Itulah yang harus dan akan dipastikan tim dokter yang bakal menentukan apakah vaksinasi itu dilakukan atau tidak,” terang Masduki.


Karena itulah, lanjutnya, belum ada pembicaraan soal kepastian kapan Kiai Ma’ruf akan divaksin termasuk jenis vaksin yang akan digunakan. Namun, Masduki menyatakan bahwa tim dokter kepresidenan sebenarnya sudah bergerak memberikan berbagai kemungkinan yang ada.


“Tim dokter sudah memberikan kemungkinan-kemungkinannya, apakah yang digunakan adalah vaksin Sinovac atau vaksin yang lain. Karena dulu kan ada rencana mengikuti obat yang lain," katanya.


Sebelumnya, pada Ahad (7/2) lalu, BPOM secara resmi mengumumkan izin penggunaan vaksin Sinovac untuk lansia, setelah dilakukan penelitian dan monitoring terhadap penggunaan vaksin tersebut.


“Hasil monitor BPOM tentang uji klinis terhadap kelompok lansia di Brasil dan Cina menemukan data data keamanan dan khasiat yang cukup,” kata Kepala BPOM RI Penny K Lukito, Ahad lalu.


Namun, ia juga mengingatkan bahwa pemberian vaksin kepada lansia ini harus dilakukan secara hati-hati. Menurutnya, kelompok lansia merupakan populasi berisiko tinggi karena cenderung memiliki berbagai komorbid atau penyakit penyerta yang harus diperhatikan dalam penggunaan vaksin Sinovac.


“Proses screening menjadi sangat penting sebelum dokter memutuskan untuk memberikan persetujuan vaksinasi kepada lansia,” kata Penny.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad