Nasional

Tiga Hal Pokok dalam Pendampingan Bayi Prematur

Rab, 13 Oktober 2021 | 01:30 WIB

Tiga Hal Pokok dalam Pendampingan Bayi Prematur

Ilustrasi (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online

Ketua I Yayasan Kesejahteraan Muslimat Nahdlatul Ulama (YKM NU) Pusat Bidang Kesehatan drg Hj Fauziah M Asim menyampaikan bahwa ada tiga hal pokok yang perlu yang perlu disampaikan kepada ibu atau orang tua bayi prematur atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

 

Hal ini ia sampaikan saat memberi pembekalan secara daring kepada relawan Program Peminjaman Inkubator dan Fototerapi Gratis pada Senin (11/10/2021).

 

Pertama, jelasnya, ibu harus makan nasi agar mendapatkan perkembangan yang baik dan signifikan bagi bayi. Kedua, pihak orang tua juga agar selalu menjaga kebersihan, baik kebersihan lingkungan, kebersihan diri dengan selalu menjaga kebersihan tangan.

 

“Ketiga, konsumsi makanan bergizi dengan baik, keluar dengan lancar sehingga tumbuh kembang bayi dapat berjalan baik,” tambahnya

 

Tiga hal tersebut menurut Hj Fauziah harus diterapkan selama pendampingan, selain tetap menjalankan program inkubasi bayi agar tetap hangat. Sebab, bayi prematur mempunyai peluang lebih kecil untuk bertahan hidup. Hal ini mengingat adanya hipotermi pada bayi tersebut. Suhu tubuhnya cenderung di bawah tiga derajat Celcius.

 

"Jadi, pada hakikatnya angka kematian bayi ini merupakan suatu indikator keberhasilan di suatu negara dalam meningkatkan kesehatan masyarakat," katanya.


Apabila di dalam suatu negara tersebut angka kematian bayinya rendah, lanjutnya, maka status kesehatan dan sistem kerja negara tersebut itu disebut baik. Begitu juga dengan sebaliknya.

 

Ditambahkannya, langkah YKM NU ini sejalan dengan program Pemerintah Indonesia yang terus berupaya untuk menurunkan angka kematian bayi. "Semua negara-negara ini sangat konsen dengan hal ini yang mana Indonesia juga bersama dengan negara-negara lainnya telah berkomitmen," ujarnya.

 

ASI, sambungnya, adalah hal lain yang tak boleh ketinggalan bagi bayi. Pengalaman personalnya juga menunjukkan demikian, mengingat ia memiliki anak yang lahir dengan berat 1 Kg.

 

"Itu sangat rentan terhadap penyakit infeksi. Jadi harus dijaga dengan baik. Ini pengalaman saya dalam menangani bayi prematur," katanya.

 

Sebagai informasi, program ini telah berjalan di Kota Depok dan Kabupaten Bogor sebagai Pilot Project. Ada 12 kabupaten/kota yang sudah menerima inkubator, yakni (1) Kota Banjar, Jawa Barat; (2) Kab. Garut, Jawa Barat; (3) Kab. Bandung, Jawa Barat; (4) Kab.Tasikmalaya, Jawa Barat; (5) Kab. Tabanan, Bali , (6) Kab. Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat; 7) YKM NU Wilayah  Kalimantan Utara ; (8) YKM NU Cabang Kab. Pamekasan, Jawa Timur; (9) YKM NU Wilayah Sulawesi Tenggara; (10) YKM NU Wilayah Riau; (11) YKM NU Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT); dan (12) YKM NU Wilayah Maluku Utara.

 

Sementara itu, penerima Inkubator dan Fototerapi berjumlah 10 daerah, yakni (1) Ponorogo, Jawa Timur; (2) Mojokerto, Jawa Timur; (3) Ngawi, Jawa Timur; (4) YKM NU Sumatra Selatan; (5) YKM Wilayah KEPRI;(6) YKM NU Cabang Tanah Bambu, Kalimantan Selatan; (7) Metro, Lampung; (8) Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB); Pasuruan-Jawa Timur ; dan (10) Kota Surabaya, Jawa Timur.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Aiz Luthfi