Simposium Khazanah Pemikiran Santri Bakal Respons Isu Forum G20
NU Online · Jumat, 21 Oktober 2022 | 16:29 WIB
M. Zidni Nafi'
Kontributor
Jakarta, NU Online
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani, mengatakan Simposium Khazanah Pemikiran Santri dan Kajian Pesantren atau Al-Multaqo ad-Dawliy lil-Bahts ‘an Afkar at-Thullab wa-Dirasat (MU'TAMAD) tahun 2022 menjadi momentum kebangkitan pesantren dalam mempertahankan tradisi dan menyiapkan kecakapan masa depan yang berkualitas serta mumpuni.
“Pesantren dengan indigenisasinya dalam program pendidikan dan dakwah telah melakukan langkah-langkah genuine (asli),” katanya di Jakarta, Kamis (20/10), melalui Pendis Channel.
Dirjen Pendis yang akrab disapa Dhani ini menjelaskan, acara yang menjadi rangkaian peringatan Hari Santri ini memberikan ruang penjamuan ilmiah kaum santri dalam mengelola invensi, inovasi dan kreativitas menyambut era supremasi teknologi.
Pihaknya berharap, naskah-naskah yang dipresentasikan para santri dalam simposium ini memberikan kontribusi dan dampak positif untuk masyarakat luas.
“Semoga pesantren tetap mampu menjadi Garda terdepan dalam menjaga martabat kemanusiaan,” harap Dhani.
Sementara itu, Waryono Abdul Ghafur, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, bersyukur karena banyak santri dan alumni dari berbagai latar belakang profesi yang antusias mengirimkan naskah ilmiahnya untuk menjadi panelis di gelaran MU’TAMAD tahun ini.
Waryono mengapresiasi penyelenggaraan MU’TAMAD 2022 karena terdapat beberapa sub tema yang merespons isu dan dinamika pertemuan forum G20 yang akan digelar di Bali, November mendatang.
“Kegiatan yang menjadi ajang berhimpunnya para praktisi, peneliti dan pemerhati pesantren ini terlibat pula dalam perbincangan tiga lokus penyelenggaraan forum G20; pertama arsitektur Kesehatan Global; kedua Transformasi Digital; ketiga Ketahanan Energi dalam Perspektif Pesantren,” terangnya.
Dia mengucapkan selamat dan sukses untuk seluruh panelis yang lolos presentasi naskah di MU’TAMAD yang digelar pada 21-23 Oktober di Jakarta.
“Semoga kegiatan ini mampu menghasilkan rekomendasi penting bagi seluruh stakeholder dalam merumuskan kebijakan dan pengembangan keilmuan Pesantren,” pungkas Waryono.
Kontributor: M Zidni Nafi'
Editor: Zunus Muhammad
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Gus Baha Ungkap Baca Lafadz Allah saat Takbiratul Ihram yang Bisa Jadikan Shalat Tak Sah
3
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
4
Jamaah Diimbau Hindari Sebar Video Menyesatkan, Bisa Merusak Ibadah Haji
5
Pos-Pos Petugas Penentu Kelancaran Lalu Lintas Jamaah di Jamarat Mina
6
Hilal Awal Dzulhijjah 1446 H Berpotensi Terlihat di Aceh
Terkini
Lihat Semua