Ragam Batik Nusantara di Perhelatan STQH
NU Online · Senin, 30 Oktober 2023 | 11:00 WIB

Kafilah Seleksi Tilawatil Qur'an dan Hadis dari Bengkulu usai registrasi, Senin (30/10/2023) di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan. (Foto: NU Online/Kholil)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jambi, NU OnlineÂ
Seluruh kafilah Seleksi Tilawatil Qur'an dan Hadis (STQH) tingkat nasional dari berbagai provinsi telah datang di Jambi pada Sabtu (28/10/2023) dan Ahad (29/10/2023). Kehadiran mereka di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini dengan seragam busana yang menunjukkan ciri khas daerah masing-masing.
Kafilah Bengkulu, misalnya, yang datang saat registrasi ulang mengenakan busana dari batik Besurek. Busana dasar mereka berwarna putih dengan sentuhan warna-warni lain pada motifnya.
Lailatul Badriyah, peserta STQH asal Bengkulu, menjelaskan bahwa batik Besurek merupakan ciri khas Bengkulu yang bermotifkan huruf-huruf Hijaiyah. Huruf-huruf tersebut membentuk kalimat-kalimat tertentu dalam bahasa Arab.
"Dipadupadankan dengan khas Bengkulu lainnya seperti Rafflesia Arnoldi," katanya usai registrasi ulang di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) 2 Jambi, The Hok, Jambi Selatan, pada Ahad (29/10/2023).
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa batik Besurek ini dibuat dalam beragam cara, ada yang bentuk cetak, cap, hingga tulis. Seragam yang ia dan kawan-kawannya kenakan sendiri dibuat dengan cap.
"Bukan hanya baju, tapi sampai ke hijab fashion," kata dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Bengkulu itu.
Sementara itu, Musdinal, pelatih kafilah Bengkulu, menyampaikan bahwa kostum batik Besurek sengaja dikenakan sebagai bentuk pengenalan terhadap publik akan ciri khas daerahnya.
"Memperkenalkan produk lokal supaya dikenal bagaimana batik Basurek dikenal masyarakat seluruh Indonesia," ujarnya.Â
Upaya yang sama juga dilakukan oleh kafilah dari Kalimantan Selatan. Mereka mengenakan kain Sasirangan yang merupakan ciri khas Banjarmasin.
"Sasirangan ciri khas daerah kami Banjarmasin, Kalimantan Selatan," kata Abduh Amrie, tim Kalimantan Selatan.
Mereka mengenakan kain Sasirangan berwarna dasar kuning. Menurutnya, warna tersebut merupakan ciri khas Kerajaan Banjar.
"Sekarang kami memakai Sasirangan dengan warna kuning berharap mudah-mudahan peserta kami menjadi 'raja-raja Banjar' dalam membaca Al-Qur'an," kata Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Antasari Banjarmasin Kalimantan Selatan itu.
Terpopuler
1
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Bulan September 2025
2
Koalisi Masyarakat Sipil Nilai Pidato Prabowo Tak Singgung Ketidakadilan Sosial dan Kebrutalan Aparat
3
DPR Jelaskan Alasan RUU Perampasan Aset Masih Perlu Dibahas, Kapan Disahkan?
4
Prabowo Sebut Polisi yang Langgar Hukum dalam Penanganan Demo Akan Ditindak
5
Prof. Moh. Koesnoe, Cendekiawan NU Kaliber Dunia: Ahli Hukum Adat dan Pendidikan
6
Penangkapan Direktur Lokataru Delpedro Marhaen oleh Polisi Dinilai Keliru dan Salah Sasaran
Terkini
Lihat Semua